Pemkab Cianjur Janji Tarik Kembali Atlet Disabilitas yang Pindah Daerah

Pemkab Cianjur Janji Tarik Kembali Atlet Disabilitas yang Pindah Daerah

Ismet Selamet - Sport
Selasa, 17 Des 2019 20:00 WIB
Foto: Ismet Selamet/detikSport
Cianjur - Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, berjanji untuk menepati janji bonus kepada atlet difabel. Dia akan memulangkan atlet yang pindah ke daerah lain.

Delapan atlet difabel Cianjur memutuskan untuk pindah daerah. Mereka kecewa setelah janji bonus di ajang provinsi ataupun nasional tak ditepati.

Herman mengaku sangat menyayangkan banyaknya atlet yang pindah ke daerah lain karena menganggap perhatian dari Pemkab minim.

"Mulai tahun depan akan kami lebih perhatikan, seperti halnya atlet di KONI yang akan mendapatkan penambahan anggaran di 2020 hingga Rp 4 miliar. Untuk atlet difabel nanti disesuaikan dengan kebutuhan," ujar Herman, Selasa (17/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para atlet yang sudah terlanjur pindah domisili dan mewakili daerah lain secara bertahap akan dibujuk untuk kembali ke Cianjur dan menjadi atlet dari Tatar Santri, untuk berbagai kompetisi, baik di tingkat provinsi, nasional, ataupun internasional.

"Bertahap, tapi pasti akan diupayakan agar mereka mau kembali ke Cianjur," Herman mengucapkan.


Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Cianjur, Yudi Ferdiana, menuturkan, pihaknya sudah pernah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari atlet disabilitas dan membahas terkait peningkatan kesejahteraan.

"Tinggal menunggu tindak lanjut, terutama terkait anggaran. Pemkab pastinya tidak akan tinggal diam dan memperhatikan para atlet, supaya tidak pindah ke daerah lain," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, atlet disabilitas di Kabupaten Cianjur memilih pindah menjadi atlet dari kabupaten/kota lain. Bahkan tercatat sudah ada delapan atlet yang kini tak lagi mewakili Cianjur dalam berbagai kompetisi.

Minimnya perhatian dari Pemkab Cianjur menjadi alasan mereka untuk tidak lagi mewakili Kota Tauco. Padahal, selama ini mereka sudah mencetak banyak prestasi, baik di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.

"Dari 2016 hingga 2019, total sudah ada delapan atlet yang pindah domisili dan memilih untuk menjadi atlet dari daerah lain. Sekarang hanya tersisa satu atlet di cabang olahraga tenis meja. Tetapi atlet tersebut sudah berencana untuk ikut teman-temannya pindah ke daerah lain," ungkap Ketua Nasional Paralympic Committes Indonesia (NPCI) Kabupaten Cianjur, Abes.

Muhammad Taufik (40), salah seorang atlet disabilitas yang kini menjadi atlet angkat besi untuk Kabupaten Tasikmalaya, mengaku, dirinya semula merupakan atlet disabilitas yang mewakili Cianjur dalam berbagai kompetisi.

Ayah dari dia orang putri tersebut sejak 2006 sudah banyak menyumbang medali untuk Cianjur. Terakhir dia berhasil menyumbang emas untuk Cianjur di Preparda Bekasi pada 2014.

"Yang paling membuat teman-teman atlet kecewa itu soal bonus di Preparda 2014, janji mau memberikan Rp 20 juta tapi yang diterima hanya Rp 5 juta. Dari situ saya memilih pindah ke Kabupaten Tasikmalaya dan menjadi atlet mewakili daerah ini pada 2015," ujar Taufik.

Sejak pindah ke Tasikmalaya, dirinya mendapatkan perhatian lebih. Setiap bulannya Taufik mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 600 ribu dan dana suplemen sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan untuk setiap medali yang diraih, dia mendapatkan bonus sebesar Rp 50 juta.

"Bonus itu real, dijanjikan Rp 50 juta dan yang didapat nilainya segitu. Tidak seperti sebelumnya di Cianjur yang membuat para atlet kecewa. Semoga ke depan lebih ada perhatian dari Pemkab pada atlet, supaya tidak ada lagi yang pindah ke daerah lain. Pada intinya perhatikan soal kesejahteraan dan bonus," kata dia.






(fem/fem)

Hide Ads