Lifter Eko Yuli Irawan terpaksa dua kali absen dalam tes angkatan bulanan menuju persiapan Olimpiade Tokyo. Ia masih dalam pemulihan, tapi bukan lantaran cedera.
Eko sempat berhenti total latihan selama tiga pekan. Bukan karena cedera tapi lifter kelas 61 kg itu sedang menjalani masa diklat pra-jabatan Pegawai Negeri Sipil (Kemenpora) sejak September lalu.
Status itu pun memaksanya untuk tak berlatih maksimal. Pasalnya, selain aktivitas selama diklat padat, kebutuhan peralatan untuk mengangkat juga terbatas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sana tidak ada alat (latihan). Ada ruang fitnes tetapi sedang direnovasi. Sayangnya sih itu. Benar-benar padat aktivitas di sana," kata Eko dalam sambungan telepon dengan pewarta.
Alhasil, selain absen pada tes angkatan pada akhir September lalu. Eko dipastikan absen kembali tes angkatan pada Jumat (30/10) mendatang. Sebab, pra jabatannya baru selesai pada 18 November.
Tapi untuk tahap awalan, Eko Yuli Irawan akan berupaya latihan sehari satu kali dulu, kemudian bertahap menjadi dua kali.
"Makanya ini pelan-pelan dari awal. Belum berani langsung. Pelajaran dari yang sebelumnya, ada tenaga tetapi otot belum siap malah cedera. Jadi, saya menyesuaikan dulu," kata lifter kelahiran 24 Juli 1989 itu.
Diketahui, Eko terakhir kali menjalani tes angkatan pada Juli lalu. Peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu membukukan angkatan total 317 kg. Rinciannya, angkatan snatch 142 kg dan 175 kg untuk clean and jerk.
Eko menjadi salah satu atlet dari 13 lifter yang dipersiapkan Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) menuju Olimpiade Tokyo yang bergulir 23 Juli-8 Agustus. Saat ini, Eko Yuli Irawan menempati peringkat dua papan ranking kualifikasi Olimpiade cabor angkat besi dengan 4.162.7403 poin.