Polemik Dewa Kipas, yang turut melibatkan nama Deddy Corbuzier, bikin perhatian publik banyak tercurah ke dunia catur Indonesia. Hal ini disebut jadi momentum bagus yang diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh PB Percasi.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, agar minat orang terhadap catur tidak sekadar banyak dibicarakan semata karena tren sekejap, tapi berkesinambungan dan bertahan lama.
"Ini momentum yang bagus ya, jadi selanjutnya PB Percasi harus rajin dan tidak bisa sendiri. Artinya harus berkolaborasi dengan pihak-pihak lain. Ini kan tidak lepas aksi provokasinya Deddy Corbuzier kan? Jadi Percasi bisa sinergitas dengan pihak lai," kata Gatot kepada detikSport, Kamis (1/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian yang kedua, (sebaiknya berani) agak keluar pakem, agak sensasional sedikit. Ini tidak akan ramai kalau tidak ada kehadiran Dewa Kipas. Jadi harus ada setting sedikit karena masyarakat itu sudah terbiasa dengan pemberitaan yang sensasional. Kalau cuma doing business as usual tidak akan ada daya tariknya, dan akibatnya hanya panas-panas tahi ayam di depan saja. Setelah itu hilang," ujarnya.
Terlebih, menurut Gatot, kondisi pandemi COVID-19 lebih memungkinkan untuk membuat sesuatu yang menarik. "Tapi ini tidak hanya catur, cabor lain juga harus rada berani sensasional sedikit lah. Mereka pasti mendapatkan pangsa pasar tersendiri."
Seiring itu, pertandingan atau turnamen juga otomatis akan lebih banyak dan memberi pengaruh positif kepada olahraga itu tersendiri. "Prinsip olahraga itu turnamen, semakin banyak turnamen, semakin banyak jam terbang, semakin terpengaruh positif kepada olahraga yang bersangkutan termasuk Percasi," kata Gatot.
"Jika event-event seperti ini banyak dilakukan, ya, ujung-ujungnya, sama seperti bahasa sepakbola, jika turnamen pramusim dan kompetisi tak ada sulit bagi timnas untuk berkembang. Karena kalau cuma latihan atmosfernya tidak dapat. Nah ini berlaku untuk seluruh cabor," dia menegaskan.
Sebagai gambaran, catur menjadi perbincangan ramai setelah muncul nama Dewa Kipas yang diduga bermain curang saat menghadapi GothamChess alias International Master (IMI) Levy Rozman di pertandingan catur daring di Chess.com.
Atas kejadian itu, Irene Kharisma Sukandar, ikut mengomentari dan bahkan sampai menulis surat terbuka dengam tembusan ke sejumlah pejabat terkait seperti Kemenpora, KONI, KOI, dan Percasi di laman medsosnya. Dewa Kipas dinilai mencoreng nama baik dunia catur Indonesia.
Polemik itu, yang juga mendapat porsi di channel YouTube Deddy Corbuzier, rupanya memberi hikmah tersendiri bagi perkembangan catur secara umum. Olahraga yang mengandalkan taktik permainan itu kini membuat banyak orang kembali bermain catur.