Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI telah menyusun grand design olahraga nasional untuk meningkatkan prestasi RI di tingkat internasional. Salah satu muatannya yaitu penetapan 14 cabang olahraga unggulan yang akan diikutsertakan dalam event olahraga internasional Olimpiade dan Paralimpiade.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Chandra Bhakti mengatakan ke-14 cabang olahraga tersebut ditetapkan dengan menyesuaikan kemampuan fisik orang Indonesia yang mengutamakan teknik dan akurasi.
"Pemilihan 14 cabang olahraga ini sudah melalui satu kajian. Kita melihat lebih pada olahraga yang mengutamakan teknik dan akurasi, bukan yang mengandalkan fisik. Karena fisik kita jika diukur dengan orang Eropa dan Amerika tentu kita kalah fisik," kata Chandra dalam keterangan tertulis, Rabu (5/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut dia ungkapkan di acara Media Gathering, di kawasan Harmoni, Jakarta, Selasa (4/5). Chandra menjelaskan, dari 14 cabang olahraga ini, beberapa di antaranya kerap menorehkan prestasi di kancah internasional, seperti bulu tangkis, angkat besi, panahan, menembak dan lainnya. Selain itu, pola pembinaan mereka selama ini dinilai berjalan dengan baik.
"Tetapi 14 cabor ini bisa saja salah satunya akan terjadi degradasi ketika misalnya terjadi gesekan (dalam organisasi). Salah satunya cabang olahraga ini misalnya terjadi dualism atau tigalisme. Bisa juga yang tadi tidak masuk 14 ini karena pembinaannya baik bisa masuk ini bukan harga mati 14 cabang olahraga ini," terangnya.
Menurutnya diperlukan pola pembinaan atlet sejak usia dini dalam rangka meningkatkan prestasi di event internasional. Utamanya olimpiade dan paralimpiade yang merupakan sasaran utama dalam grand design olahraga nasional.
"Prestasi atlet kita selama ini itu datang dari atlet itu sendiri, artinya prestasi itu by accident bukan by design. Dalam konteks yang lebih luas, maka kita perlu mempersiapkan sebuah konsep, sebuah perencanaan agar atlet kita bisa mencapai puncak prestasinya," tuturnya.
Apalagi Indonesia ditargetkan menjadi tuan rumah dan tengah dalam proses bidding untuk olimpiade 2032 mendatang. Dia menyebut pemerintah tidak ingin Indonesia hanya sekadar jadi penyelenggara, melainkan harus sukses meraih prestasi, bahkan masuk ke dalam 10 besar peraih medali terbanyak.
"Target kita adalah Indonesia maju. 10 besar besar olimpiade dan para olimpiade 2032. Kenapa? kita sama ketahui bahwa kita ingin bahwa kita menjadi tuan rumah olimpiade dan paralimpiade. Tentu kalau kita nanti menjadi tuan rumahnya, kita tidak hanya ingin sukses penyelenggaraan. Tapi juga sukses prestasi. Oleh karena itu paralel dengan penyiapan dengan menjadi tuan rumah kita harus melakukan proses itu, kita menyiapkan atlet jadi upaya kita dalam hal pembinaan jangka panjang," tandasnya.
Sementara itu, terkait kekhawatiran banyak pihak desain besar yang tersusun saat ini akan berubah lagi saat pergantian pemerintahan, Chandra memastikan pihaknya bersama stakeholder telah meletakkan sistem pola pembinaan atlet hingga tahun 2045 nanti.
"Tentu Pak Mentri melihat prestasi ini harus didesain, makanya kami menyusun grand design, sistemnya kami bentuk. Dan ini harus kami realisasikan, oleh karena itu harus kami bungkus dengan regulasinya Peraturan Presiden (Perpres)," jelasnya.
Simak video 'Jokowi Minta Menpora Godok Target Indonesia Tuan Rumah Olimpiade 2032':