Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo sedianya akan dikukuhkan pada Senin (5/7/2021). Adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat membuat acara itu mundur sepekan.
Dipilihnya waktu pengukuhan dan pelepasan kontingen Olimpiade Indonesia pada 5 Juli tak lepas dari rencana tim Bulutangkis Indonesia yang akan berangkat lebih dulu untuk menjalani training camp di Kumamoto, Jepang, pada 8 Juli 2021. Sedangkan, sisa atlet lainnya akan menyusul keberangkatannya.
"Memang semula direncanakan tanggal 5 Juli tapi karena kondisi PPKM darurat maka kami harus memaklumi. Dalam konteks ada yang lebih urgent yaitu PPKM itu sendiri," ujar Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, saat dikonfirmasi kepada detikSport, Minggu (4/7/2021).
"Kami kan tidak bisa kemudian beralasan setiap menjelang Olimpiade selalu dilepas Bapak Presiden secara langsung. Dalam konteks kedaruratan sekarang, hal itu tak berlaku. Makanya, kami sedang menunggu informasi dari Setneg. Sekiranya beliau (Presiden) berkenan, kapan? Tapi update terakhir saya dapat informasi mungkin akan diundur sepekan lagi," dia menjelaskan.
Gatot sekaligus menegaskan peluang untuk menggelar kegiatan pelepasan kontingen Indonesia secara offline, seperti sebelumnya, bisa dibilang tipis mengingat kasus COVID-19 juga masih tinggi. Tapi hal itu diharapkan tak mengurangi kehikmatan.
"Yang jelas tidak secara fisik, bisa jadi secara daring di tempat masing-masing. Toh, kegiatan daring pernah juga berlangsung saat Haornas dan itu tidak mengurangi kehikmatan. Jadi seperti bulutangkis 8 Juli kan sudah jalan (ke Jepang), jadi mereka (mengikuti pelepasan daring) dari Kumamoto, lalu angkat besi di tempatnya (mess Kwini). Mungkin skenarionya seperti itu. Tapi semuanya belum confirm, kita lihat saja," tuturnya.
"Plan B seandainya enggak bisa (Presiden) ya cukup Menpora. Tapi lagi-lagi secara daring. Judulnya tetap pengukuhan dan pelepasan."
Seremoni pelepasan atlet kontingen Indonesia di Istana negara oleh Presiden RI Joko Widodo sejak SEA Games 2015 Singapura. Setelah itu, kegiatan tersebut terus berlanjut baik itu untuk Olimpiade Rio 2016, SEA Games Kuala Lumpur 2017, hingga SEA Games Manila 2019.
"Ini karena banyak urgensi lain yang jauh lebih penting. Olimpiade bukan tidak penting. Ini penting tapi ini sedang PPKM darurat dan kami sebagai leading sektor tidak boleh egois," Gatot menegaskan.