Kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 sudah dikukuhkan sekaligus resmi dilepas oleh Menpora Zainudin Amali. Apa kata para atlet?
Kontingen Indonesia yang bakal bertanding di Paralimpiade 24 Agustus sampai 5 September 2021 secara resmi dikukuhkan dan dilepas oleh Menpora Zainudin Amali pada Sabtu (14/8/2021) secara virtual. Ia juga menitipkan pesan dari Presiden Jokowi.
Menilik pengalaman pelepasan untuk Olimpiade Tokyo 2020, saat itu dilakukan langsung Presiden Jokowi di Istana, baik secara langsung maupun virtual walaupun saat itu sempat ada ketidakjelasan waktu imbas dari lonjakan kasus COVID-19 yang meningkat.
Sehubungan dengan itu, atlet paraswimming Jendi Pangabean memahami hal tersebut. Di sisi lain, ia pun mengakui para atlet tentu akan lebih bangga jika saja Presiden Jokowi yang melepas.
"Ya mungkin Presiden banyak kerjaan juga, sibuk, ya kita bersyukur juga sudah dilepas Menpora. Dari NPC juga kita kemarin (sudah dibilang) tidak usah bermewah-mewah, yang penting tekad dan semangat kita sama," kata Jendi kepada detikSport.
Jendi menilai pada situasi pandemi seperti ini sangatlah tidak mudah untuk menggelar sesuatu. Untuk itu, ia cukup memaklumi setiap keputusan yang diambil NPC Indonesia terkait Paralimpiade Tokyo 2020.
"Nanti bermewah-mewah di depan malah hasilnya jelek. Ya sudah yang penting sudah dilepas oleh Menpora sudah sangat bersyukur dan bagus. Apalagi di masa pandemi juga seperti ini tentu bukan hal yang mudah. Terpenting kita bisa memberikan hasil terbaik dan maksimal dan mudah-mudahan bisa memenuhi target dan lebih. Tentunya itu jadi kebanggaan untuk Indonesia," ujar perenang kelahiran Sugih Waras, 10 Juni 1991 ini.
"Pasti ada kebanggaan-lah (jika dapat dilepas oleh Presiden). Tapi kita harus sadar juga bahwa kondisi saat ini kurang memungkinkan juga, mungkin Presiden banyak kerjaan, seperti yang tadi saya bilang. Kita juga tidak bisa memaksa, kita mewakili Indonesia sudah menjadi kebanggaan luar biasa."
"Kita juga sebelum-sebelumnya, tidak cuma Olimpiade. Paragames yang regional saja juga dilepas Pak Jokowi, kalaupun kondisinya memungkinkan, tapi sekarang kita lihat kondisi juga, kita enggak bisa memaksakan juga. Yang penting rasa kebanggaan dan rasa nasionalimes kita tetap terjaga. Karena ini kan pertandingan Paralimpiade," Jendi menegaskan.
Presiden Jokowi Akan Sambut Kepulangan Kontingen
Sementara itu, Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto memastikan tidak ada perbedaan penerapan pelepasan kontingen Indonesia untuk Olimpiade maupun Paralimpiade.
Ia bahkan menyebut, bahwa permintaan untuk dilepas oleh Menpora merupakan permintaan dari NPC Indonesia melalui surat yang dikirimkan pada 21 Juli 2021. Di dalam surat yang ditandatangani Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun, tertulis permohonan kepada Menpora untuk berkenan mengukuhkan kontingen Indonesia menuju Paralimpiade Tokyo 2020.
"Ada permintaan dari NPC untuk dilepas oleh Menpora, nanti setelah pulang bawa medali diterima Pak Presiden," kata Gatot saat dikonfirmasi terpisah.
Permintaan itu pun muncul bukan tanpa sebab. Pada pelepasan Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 juga dilakukan oleh Menpora yang saat itu dijabat oleh Imam Nahrawi.
"Kemarin saya sendiri yang telepon Pak Senny Marbun (Ketua NPC Indonesia) saat Olimpiade berlangsung karena ada pengajuan surat itu. 'Pak Senny tanggal 8 Juli ada pelepasan oleh Presiden. Dijawab oleh Pak Senny, 'Oh enggak pak, kalau kami tradisinya lebih baik seperti yang di Rio adalah pas pulang dapat medali baru diterima Presiden."
"Tidak ada (keberatan) karena saya sendiri yang telepon," dia menegaskan.
(mcy/krs)