Prestasi Eko Yuli Irawan seakan tak pernah habis. Usai catat sejarah jadi lifter pertama Indonesia yang raih medali Olimpiade beruntun, ia juga merupakan atlet angkat besi kedua di dunia yang sukses meraih empat medali Olimpiade!
Sebelum Eko Yuli, ada legenda angkat besi Yunani Pyrros Dimas yang mengukir sejarah sejak penampilannya di Olimpiade 1992 Barcelona. Bedanya, Dimas turun di kelas berat dan mengoleksi tiga emas serta satu perunggu, sementara Eko dari kelas ringan dengan raihan dua perak dan dua perunggu.
Prestasi Eko Yuli ini juga melampaui prestasi lifter angkat besi putri asal Papua, Lisa Rumbewas. Putri mantan binaragawan nasional Levi Rumbewas ini telah meraih tiga medali pada penampilan di Olimpiade (perak di Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade 2004 Athena serta perunggu di Olimpiade 2008 Beijing).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Olimpiade adalah tujuan akhir seorang atlet, begitu juga saya. Sejak awal saya berkeinginan mendapat medali emas, bukan untuk saya pribadi, tetapi juga untuk negara karena Olimpiade selalu bertepatan dengan hari kemerdekaan. Namun, rezeki saya masih perak. Ini persembahan yang bisa saya berikan untuk negara di HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76," kata Eko Yuli dalam rilis KOI, Senin (16/8/2021).
![]() |
Bagaimana pun prestasi Eko Yuli Irawan tetap patut diacungi jempol. Sebelum prestasi tersebut diukir Eko Yuli di Tokyo, bapak dua anak ini sempat dilanda kecemasan luar biasa.
Lima bulan lalu, keinginan Eko Yuli untuk ditangani pelatih Lukman sempat terganjal. Namun, semua persoalan itu bisa teratasi berkat kepiawaian Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari dalam melakukan pendekatan terhadap Ketua Umum PB PABSI Rosan P Roeslani yang juga menjabat sebagai Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2020 Tokyo.
"Saya berharap ada solusi karena keinginan saya untuk dilatih Coach Lukman sangat kuat. Ia telah melatih saya sejak Beijing hingga London. Ternyata semua bisa diatasi KOI tanpa ada ganjalan lagi. Faktanya, saya dengan Coach Lukman bisa bekerja sama dengan Coach Dirdja Wiharja selaku kepala pelatih saat tampil di Olimpiade," kata Eko Yuli.
"Saya benar-benar merasakan peran KOI dalam membantu mendatangkan Coach Lukman yang sedang dikontrak Federasi Angkat Besi Thailand ke Indonesia. Bahkan, NOC Indonesia juga mencarikan sponsor untuk kebutuhan pelatnas mandiri saya," tambahnya.
Baca juga: Asa Eko Yuli Tampil di Olimpiade 2024 |
Eko Yuli menuturkan terlepas dari segala hal yang terjadi dalam persiapannya menuju Olimpiade, ia tetap bersyukur mendapat kepercayaan tampil di multievent empat tahunan paling prestisius di dunia. Ia mengaku masih penasaran untuk meraih medali emas Olimpiade, tetapi ia tak mau jemawa bahwa dirinya bisa mewujudkan ambisi tersebut di Paris 2024.
Saat ini, Eko berkeinginan mendapat kepercayaan untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Paris sembari melihat seperti apa persaingan kelas 61kg putra. Apalagi, Komite Olimpiade Internasional (IOC) saat ini tengah mengkaji angkat besi dan tinju untuk Olimpiade musim panas edisi ke-33 mendatang.
"Istri bilang mungkin ayah belum boleh pensiun, harus dapat emas dulu biar bisa pensiun dengan tenang. Itu sebenarnya juga penyemangat saya untuk melanjutkan prestasi. Namun, saat ini kita juga sama-sama tidak tahu masih bisa dipertandingkan di Olimpiade Paris. Saya pribadi ingin tetap tampil, tetapi kita lihat saja dulu ke depannya seperti apa," kata Eko.
"Saya sudah bilang kepada Pak Rosan dan Pak Okto (sapaan karib Raja Sapta-red) agar saya bisa diberi kesempatan untuk ikut kualifikasi Paris. Beliau-beliau pada intinya mendukung saya karena semua perjuangan yang saya lakukan ini bukan cuma untuk menuntaskan rasa penasaran saya semata, tetapi juga demi Merah Putih."