Odekta si Ratu Lari, Antara Emas buat DKI dan Sarapan Nasi Teri

Odekta si Ratu Lari, Antara Emas buat DKI dan Sarapan Nasi Teri

Femi Diah - Sport
Sabtu, 09 Okt 2021 12:10 WIB
Pelari DKI Jakarta, Odekta Elvina Naibaho saat berlomba di nomor Marathon 42 km Putri PON XX Papua di area Kuala Kencana Mimika, Sabtu (9/10/2021). (Foto : PB PON XX Papua / Ady Sesotya)
Foto: PB PON XX Papua / Ady Sesotya
Jakarta -

DKI Jakarta menambah satu keping emas dan satu perak di PON XX/2021 Papua dari nomor lari marathon. Odekta Elvina Naibaho dapat emas, Triyaningsih kebagian perak.

Dalam perlombaan marathon di Kuala Kencana, Mimika, Papua, Sabtu (9/10/2021), Odekta sudah menebar ancaman sejak start. Dia konsisten terdepan hingga finis dan mencatatkan waktu 2 jam, 48 menit, dan 46 detik. Kembali meraih medali, Odekta mengukuhkan predikat sebagai ratu lari jarak jauh di PON Papua kali ini.

Medali perak menjadi milik Triyaningsih, yang juga mewakili DKI Jakarta, dengan catatan waktu 2 jam, 58 menit, dan 56 detik. Sementara itu, medali perunggu dimiliki Irma Handayani dari Kalimantan Timur. Irma membukukan waktu 3 jam dan 51 detik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi sempat mau menyerah, tetapi sudah tanggung kenapa tidak diselesaikan. Sebenarnya tenaga sudah habis sejak kemarin, setelah lari 10.000 meter," kata Odekta usai pertandingan.

"Saya mencoba untuk tetap sadar dan tidak nge-blank. Apapun caranya saya berupaya untuk sadar," Odekta menambahkan.

ADVERTISEMENT

Bagi Odekta itu menjadi emas ketiganya di PON papua. Sebelumnya, dia juga mendapatkan emas di nomor lari 5.000 meter dan 10.000 meter.

Saat tampil di lari marathon itu, Odekta dibayangi kegagalan saat tampil di SEA Games 2019 Manila. Saat itu, Odekta mengalami heat stroke dan tidak bisa menyelesaikan perlombaan.

"Makanya, hasil kali ini bukan hanya memuaskan tetapi sangat memuaskan hahaha. Cuaca mendukung sekali hari ini, sempat ada turunan dan harus menahan kaki sedikit eh kemudian landai, itu bikin sedikit berat dan harus mengatur strategi," Odekta menjelaskan.

[Halaman berikutnya: Kurang Tidur, Sarapan Nasi Teri]

Odekta menuju venue lari marathon dengan kondisi kurang optimal. Dia sulit tidur.

Seperti peserta lain, Odekta juga sudah meninggalkan penginapan sejak pukul 03.30 untuk mencapai titik start dna menjalani pemanasan lebih dulu. Tetapi, di malam hari dia tidak bisa segera tidur. Padahal, sarapan disiasati dengan makan tengah malam.

"Semalam enggak bisa tidur karena kepikiran perlombaan ini. Padahal, makan malam kemarin sudah diatur di jam 17.00, kemudian tidur 18.30, dan malam malam pukul 00.00. Itu agar bisa tidur optimal, eh ternyata tidak bisa tidur," pelari kelahiran Sumut itu menjelaskan.

Selama berada di Timika, Odekta juga kerap telat makan. Sebabnya, jatah nasi kotak dari panitia seringkali terlambat datang. Sejak awal sih, dia sudah menyiasati dengan membawa rice cooker dan lauk.

"Makan teri sama nasi saja jadinya. Lagipula saya tidak mau berpikir negatif terus, itu malah menguras tenaga. Saya memilih berfokus untuk menghadapi lomba," kata Odekta.

Pelatihnya juga menjaga Odekta untuk tetap tidak mudah terpancing emosi. Salah satu caranya, Odekta diminta berkomunikasi dengan orang lain seminimal mungkin.

"Takutnya, nanti jadi mudah tersinggung," kata Odekta.

Senada, Triyaningsih yang finis di urutan kedua lari marathon juga cukup puas. Dia menilai hasil di Mimika ini tidak buruk-buruk amat.

"Saya Terus memotivasi diri sendiri., bahwa ini tanggung jawab. Semua yang sudah aku mulai harus aku selesaikan. Tantangannya di sini, rute landai. Itu saja. Cuaca mendukung, Papua rasa Bandung," ujar Triyaningsih.


Hide Ads