Niat NPC Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Paragames terganjal sanksi WADA (Badan Anti Doping Dunia). Menpora Zainudin Amali pun berharap hal tersebut bisa diselesaikan lebih cepat.
Keinginan Indonesia menjadi tuan rumah multievent khusus atlet difabel muncul setelah Vietnam menyatakan tak akan menjadi tuan rumah untuk ASEAN Paragames 2021. Mereka memutuskan untuk tak jadi tuan rumah karena masih tingginya kasus aktif COVID-19 di Vietnam.
Merespons itu, NPC Indonesia mengaku siap menjadi pengganti. Mereka bahkan sudah berbicara secara informal dengan Presiden RI Joko Widodo. Orang nomor satu di Indonesia itu pun memberikan dukungannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring itu, Menpora Zainudin Amali juga mempersilakan NPC Indonesia untuk jalan jika ingin menjadi tuan rumah multievent negara-negara ASEAN tersebut.
Sayangnya, NPC Indonesia dihadapkan pada fakta bahwa Indonesia tengah menerima hukuman dari WADA, imbas Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang lalai dalam menyelesaikan tugas yang diminta oleh WADA.
Buntut dari hal itu, WADA menjatuhi hukuman berupa tak bisa menjadi tuan rumah event-event olahraga internasional, tidak boleh mengibarkan Merah Putih kalau menang, tidak bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan Indonesia tidak boleh punya posisi di organisasi internasional.
"Ini juga sekaligus menjadi bahan untuk kita mempercepat ya. Sekarang prosesnya LADI dan WADA berkomunikasi terus. Bahkan saya dapat informasi sampel Peparnas kemarin sudah terkirim, kalau tak salah ada 200-an sampel telah dikirim ke laboratorium di Qatar, karena itu sudah masuk dalam perencanaan," kata Amali dalam jumpa pers virtual pada Kamis (18/11/2021).
"Mudah-mudahan hal-hal yang menjadi kekurangan LADI itu segera bisa terpenuhi, dan dinyatakan sudah compliance. Sementara hal-hal lainnya bisa kita lakukan sambil jalan dan kami berharap jika diizinkan menjadi tuan rumah itu sudah selesai dan sudah tak ada masalah," ujarnya.
[Selanjutnya: Tiga hal yang menjadi kendala Indonesia]