Zaenal Fanani menjadi salah satu atlet yang sukses menyabet medali emas di SEA Games 2021 Vietnam. Pelatih Timnas MTB-Cross Country Olympic (XCO) Indonesia Oki Raspati membeberkan rahasia di balik kemenangan atletnya.
Fanani mencapai podium tertinggi di multievent terakbar Asia Tenggara yang bergulir 12-23 Mei lalu di Vietnam. Dia menjadi tercepat menyentuh garis finis usai lomba men's cross country dengan waktu terbaik 1 jam 16,41 menit.
Menyusul di urutan kedua ialah Ihza Muhammad, junior Fanani di Pelatnas. Dia membukukan waktu 1 jam 19,14 menit dan berhak atas perak. Sedangkan medali perunggu direbut pebalap asal Filipina Jerico Rivera Cruz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberhasilan kedua atlet Merah Putih itu pun diapresiasi para Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), tak terkecuali Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang juga Ketum induk organisasi balap sepeda nasional.
Lantas apa rahasia di balik kemenangannya, Oki menjelaskannya. "Pertama karena kita TC-nya lama di Yogyakarta. Itu TC paling lama yang saya alami karena sampai satu tahun. Kan SEA Games itu mundur jadwalnya dari awal November menjadi Mei kemarin," kata Fanani saat ditemui di Hutan Kota Plataran, GBK.
"Lalu saya juga melihat kegagalan Fanani pada SEA Games 2019. Saya selalu bilang ke dia, coba flashback, apa yang menyebabkan kemarin bisa gagal? Saya benahi karena secara kemampuan dia sudah ada di depan. Tinggal saya terus kembangkan lagi kemampuan dia untuk lebih bagus lagi. Alhamdullilah dia juga didukung oleh rekan-rekannya juga," dia menjelaskan.
Oki menjelaskan nyaris seluruh aspek ia benahi menuju SEA Games kemarin. Dari mulai mental hingga fisik. Bagaimana pun, kegagalan Fanani tak mampu meraih emas pada 2019 sempat membuat atletnya tersebut terpuruk.
"Jadi kekuatan, strenght dan endurancenya, semua saya benahi agar rasa kepercayaan dirinya ada lagi. Karena balapan juga tak ada, jadi saya ukurnya dari tes saja."
Beruntung, Oki dan para atletnya mendapat sokongan sport science dari PB ISSI. Dengan begitu, memudahkan penerapan program latihan dalam mewujudkan prestasi emas. "Seperti makan ada tim ahli gizi, berat badannya juga diperhatikan, ada tim analisis juga, lalu strenght and conditioning, saya banyak dibantu. Sebab, kebutuhan anak setiap anak berbeda dan itu diawasi sekali. Nah, Fanani ini masuk salah satunya yang berhasil," kata Oki.
"Sebab balap sepeda itu merupakan olahraga terukur jadi semuanya diukur. Jadi tidak ada yang andai begini, begini, semua harus jelas. By data. Tinggal dilihat kita (posisinya) ada di mana nih sekarang Asia Tenggarakah? Asia, atau dunia. Itu ada standarnya yang harus kita penuhi."
Hal serupa diungkapkan Fanani. Menurutnya perbedaan yang paling kentara ialah terkait pemenuhan gizi atlet selama Pelatnas.
"Ya, Alhamdulillah dengan dukungan sport science, pelatnas tahun ini fasilitasnya sangat memenuhi. Dari tim gizi, fisik, semua kita butuh. Dan terutama pelatih kami, ya Alhamdullilah supportnya dari PB ISSI sangat bagus lah," ujarnya.
"Kalau itu (perubahan) semua pasti lah. Sport science lebih bagus sekarang. Dulu itu (sport science) ada, cuma tim gizinya tidak ada, hanya ada psikolog dan tim fisik. Soalnya kita sangat butuh tim gizi," kata Fanani.
"Saya berharap ke depannya untuk prestasi balap sepeda ini lebih ditingkatkan lagi. Yang penting kita jangan gampang puas karena banyak event-event di ke depannya ini," Fanani mengharapkan.