Adriano Moraes adalah salah satu contoh dari from zero to hero. Pernah ditelantarkan saat kecil, petarung ONE Championship itu kini jadi juara dunia.
Adriano naik namanya setelah dia jadi yang pertama meng-KO legenda MMA Demetrius Johson. Tapi, publik mungkin tidak tahu masa kecil Adriano begitu pilu dan banyak keajaiban mewarnai hidupnya.
Kisah hidupnya mungkin bukan cerita ideal yang banyak orang impikan. Pada April 1988, Adriano terlahir di Brasil. Alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarga, ibu kandungnya menelantarkan dirinya di jalanan/ Hingga kini, ida tak pernah tahu siapa wanita yang telah melahirkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untungnya, Adriano kecil diselamatkan dari jalanan dan diantar ke sebuah panti asuhan. Saat berusia 3 tahun, dia diadopsi oleh Mirtes Moraes, seorang perempuan yang kini ia panggil sebagai ibu. Di rumah barunya, Adriano diasuh dan dibesarkan seperti darah dagingnya sendiri.
![]() |
"Ibu berarti segalanya bagi saya. Dia adalah idola, saya melakukan segalanya baginya, dan saya akan terus melakukan yang terbaik bagi beliau. Karena ini adalah cinta," ujar Adriano tentang malaikat yang telah memberinya kehidupan baru.
Saat menginjak remaja, Moraes tumbuh menjadi anak ceria yang penuh energi. Untuk mengarahkan bakatnya, sang ibu mendaftarkan dirinya ke berbagai aktivitas seperti capoeira, judo, dan renang
.
Hanya saja, ia seperti tak bisa lepas dari jalanan tempatnya mengawali kehidupan dahulu. Petarung berjuluk "Mikinho" ini banyak menghabiskan masa remajanya di jalanan hingga terlibat dalam pergaulan gangster dan perkelahian jalanan.
Namun, semua pengalaman itu membawanya pada tempat yang memberinya arah dalam hidup. Ironisnya, hal itu diawali saat dia kalah dalam pertarungan jalanan. Peristiwa itu membuatnya memutuskan untuk berlatih Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ).
Bak keajaiban, pintu dunia baru langsung terbuka bagi Moraes. Ia meninggalkan kehidupan jalanan untuk berlatih di Constrictor Team, sebuah sasana ternama di bawah bimbingan Erick Medeiros dan Ataide Junior.
Dari situ, Adriano mendedikasikan diri ke dalam disiplin olahraga ini dan meraih berbagai gelar BJJ beberapa tahun kemudian. Puncaknya, ia menjuarai NAGA No-Gi Pro Division pada 2014 - sebuah turnamen bergengsi di Amerika Latin. Berselang satu tahun, ia menerima sabuk hitam yang menandai tingkatan tertinggi dalam olahraga ini.
Setelah meraih kesuksesan dalam disiplin yang disebut "the gentle art" itu, Adriano melanjutkan jejak langkah beberapa rekan satu timnya mencoba arena MMA.
Simak Video "Video: Quartararo Raih Pole di Kualifikasi MotoGP Belanda, Marc Marquez 4"
[Gambas:Video 20detik]