ONE Championhsip: Adriano Moraes, Dulu Ditelantarkan, Kini Juara Dunia

ONE Championhsip: Adriano Moraes, Dulu Ditelantarkan, Kini Juara Dunia

Mohammad Resha Pratama - Sport
Senin, 01 Agu 2022 08:26 WIB
Adriano Moraes
Adriano Moraes dulu terlantar, kini jadi juara dunia (dok.ONE Championship)
Singapura -

Adriano Moraes adalah salah satu contoh dari from zero to hero. Pernah ditelantarkan saat kecil, petarung ONE Championship itu kini jadi juara dunia.

Adriano naik namanya setelah dia jadi yang pertama meng-KO legenda MMA Demetrius Johson. Tapi, publik mungkin tidak tahu masa kecil Adriano begitu pilu dan banyak keajaiban mewarnai hidupnya.

Kisah hidupnya mungkin bukan cerita ideal yang banyak orang impikan. Pada April 1988, Adriano terlahir di Brasil. Alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarga, ibu kandungnya menelantarkan dirinya di jalanan/ Hingga kini, ida tak pernah tahu siapa wanita yang telah melahirkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untungnya, Adriano kecil diselamatkan dari jalanan dan diantar ke sebuah panti asuhan. Saat berusia 3 tahun, dia diadopsi oleh Mirtes Moraes, seorang perempuan yang kini ia panggil sebagai ibu. Di rumah barunya, Adriano diasuh dan dibesarkan seperti darah dagingnya sendiri.

Adriano MoraesAdriano Moraes saat diasuh Mirtes Moraes Foto: dok.ONE Championship

"Ibu berarti segalanya bagi saya. Dia adalah idola, saya melakukan segalanya baginya, dan saya akan terus melakukan yang terbaik bagi beliau. Karena ini adalah cinta," ujar Adriano tentang malaikat yang telah memberinya kehidupan baru.

ADVERTISEMENT

Saat menginjak remaja, Moraes tumbuh menjadi anak ceria yang penuh energi. Untuk mengarahkan bakatnya, sang ibu mendaftarkan dirinya ke berbagai aktivitas seperti capoeira, judo, dan renang
.
Hanya saja, ia seperti tak bisa lepas dari jalanan tempatnya mengawali kehidupan dahulu. Petarung berjuluk "Mikinho" ini banyak menghabiskan masa remajanya di jalanan hingga terlibat dalam pergaulan gangster dan perkelahian jalanan.

Namun, semua pengalaman itu membawanya pada tempat yang memberinya arah dalam hidup. Ironisnya, hal itu diawali saat dia kalah dalam pertarungan jalanan. Peristiwa itu membuatnya memutuskan untuk berlatih Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ).

Bak keajaiban, pintu dunia baru langsung terbuka bagi Moraes. Ia meninggalkan kehidupan jalanan untuk berlatih di Constrictor Team, sebuah sasana ternama di bawah bimbingan Erick Medeiros dan Ataide Junior.

Dari situ, Adriano mendedikasikan diri ke dalam disiplin olahraga ini dan meraih berbagai gelar BJJ beberapa tahun kemudian. Puncaknya, ia menjuarai NAGA No-Gi Pro Division pada 2014 - sebuah turnamen bergengsi di Amerika Latin. Berselang satu tahun, ia menerima sabuk hitam yang menandai tingkatan tertinggi dalam olahraga ini.

Setelah meraih kesuksesan dalam disiplin yang disebut "the gentle art" itu, Adriano melanjutkan jejak langkah beberapa rekan satu timnya mencoba arena MMA.

Meraih Kesuksesan dalam MMA

Atlet Brasil itu menjalani debut profesionalnya dalam MMA pada 2011. Selama tiga tahun berikutnya, ia memenangi 12 dari 13 laga serta merebut gelar kejuaraan di Brasil.

Ia meraih puncak karier dengan mengalahkan Geje Eustaquio pada September 2014 untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight perdana.

"Seni bela diri mengubah kehidupan saya menjadi lebih baik. Hal itu mengubah pemikiran saya, mengubah segalanya dalam hidup saya, dan menjadi sangat penting. Inilah usaha saya, inilah gaya hidup saya, inilah pekerjaan saya, dan seni bela diri adalah segalanya bagi saya. Saya mencintai apa yang saya lakukan," kata Adriano.

Setelah berhasil mempertahankan gelar pada Maret 2015, Adriano kehilangan sabuk dari Kairat Akhmetov. atlet Kazakhstan yang kala itu tak terkalahkan. Saat itu, Adriano sempat terpuruk dan merasa mimpinya berakhir.

Pada awal 2016, ia pindah dari Brasil ke Florida demi berlatih di American Top Team. Dengan suasana dan staf pelatih baru, ia mampu bangkit yang ditandai oleh kemenangan atas Eugene Toquero. Ia lanjut menang submission atas Tilek Batyrov via rear-naked choke dan merebut gelar Juara Dunia Interim ONE Flyweight.

Saat itu, Akhmetov cedera dan tak dapat berlaga selama dua tahun. Keduanya pun bertemu, dan laga penyatuan gelar itu terjadi pada Agustus 2017 di ajang ONE: KINGS & CONQUERORS di Makau.

Adriano pun berhasil membalaskan dendam atas Akhmetov dan merebut kembali gelar juara dunia gelar Juara Dunia ONE Flyweight sekaligus memutus rekor 23 pertandingan tak terkalahkan milik sang lawan.

"Kisah hidup saya akan memperlihatkan dan mengajarkan tiap remaja bahwa saat mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan ketika impian mereka hilang, Tuhan memiliki jalan bagi kalian. Tuhan memiliki sebuah kesempatan lainnya," papar Adriano.

Menjadi Juara Dunia Flyweight Paling Dominan di ONE

Sejak saat itu, Adriano selalu berhasil mempertahankan gelarnya dan menjadi salah satu juara paling dominan di ONE Championship.

Pada tahun lalu, Adriano mencetak sejarah dengan menjadi orang pertama yang menang KO atas Demetrious Johnson, salah satu petarung MMA terbaik sepanjang masa. Setelah itu, Adriano juga sukses mempertahankan sabuknya dari Yuya Wakamatsu di gelaran akbar ONE X pada bulan Maret.

Kini, Adriano akan menghadapi tantangan kedua dari Demetrious Johnson dalam laga puncak ONE Fight Night 1: Moraes vs. Johnson II yang akan disiarkan pada waktu prime time Amerika Utara dan Kanada dari Singapore Indoor Stadium, pada 27 Agustus 2022 mendatang.

Bisakah Adriano Moraes menang lagi?



Simak Video "Video: Quartararo Raih Pole di Kualifikasi MotoGP Belanda, Marc Marquez 4"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads