Event UCI MTB Eliminator World Cup 2022 di Palangkaraya berjalan sukses. Berlangsung di halaman Stadion Tuah Pahoe, ajang ini disaksikan banyak penonton.
Piala Dunia Sepeda Gunung ini sebenarnya masih kurang populer, beberapa balapan seri sebelumnya di negara lain tak banyak penonton yang datang. Tapi suasana berbeda tersaji di Palangkaraya, nyaris setiap tribun diisi oleh masyarakat setempat yang antusias menyaksikan ajang ini.
Kemeriahan ini tak terlepas dari gencarnya promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Berbagai spanduk sudah menghiasi seluruh penjuru Palangkaraya tentang ajang ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kalteng Siap Gelar Piala Dunia MTB 2022 |
Palangkaraya sendiri menjadi seri 8 dari Piala Dunia Sepeda Gunung tahun ini setelah seri 7 yang digelar di Turki. Bisa dibilang Seri Palangkaraya menjadi salah satu seri yang diwarnai dengan kehadiran banyak penonton.
Indonesia tak hanya sukses menyelenggarakan turnamen, tetapi juga ikut berprestasi di nomor elite woman. Ayu Triya Andriyana mencatat waktu +0:10,07 yang membuatnya meraih podium ketiga. Sedangkan juaranya adalah Marion Fromberger asal Jerman yang mencatat waktu 01:47,98 dan disusul Warinthorn Phetpraphan asal Thailand yang mencatat waktu +0:04,12.
"Yang pasti bekerja sangat keras dan pintar mengatur strategi juga. Sebenarnya, kalau untuk event ini saya tidak menyangka bisa di podium ketiga karena ini pertama kali ikut," kata Ayu seusai balapan. "Yang pasti dukungan dari tim dan pelatih yang memberikan semangat bahwa saya pasti bisa. Selain itu juga antusiasme masyarakat Palangkaraya yang mirip Kejuaraan Dunia di luar negeri."
Sementara di nomor Elite Man dimenangi oleh Quentin Schrotzenberger asal Prancis yang mencatat waktu 01:31,88. Kemudian disusul oleh Simon Gegenheimer (+0:01,62), lalu Methasit Boonsane (+0:05,38).
"Saya berhasil lolos dari babak pertama, lalu di babak perempat final, saya sempat kesulitan lalu mengganti ban, tetapi akhirnya saya bisa menguasai balapan, di semifinal, saya sempat merasa takut di tikungan pertama, tapi pada akhirnya saya bisa memenanginya," tutur Quentin.
"Di final, saya sempat berada di posisi keempat, lalu saya berusaha sekeras mungkin karena saya yakin akan menang, lalu di akhir balapan, sang juara dunia (Simon) sempat menikung terlalu kiri, dan saya berhasilmenyusulnya. Lalu saya pun memenangi balapan," ucapnya.
Lihat juga Video: Adu Ketangkasan di Lomba Nglarak Blarak Khas Kulon Progo