Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan kegaduhan penolakan kesertaan atlet Israel di ANOC World Beach Games (AWBG) tak mengganggu persiapan panitia pelaksana di Bali.
Seperti diketahui, pernyataan terkait penolakan kedatangan atlet Israel kembali diisyaratkan Gubernur Bali I Wayan Koster. Ia menegaskan soal lagu kebangsaan Israel yang tidak boleh dinyanyikan di Indonesia.
Menurut dia, hal itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri. Pasal 151 ayat C Permenlu Nomor 3 Tahun 2019 menyebut penggunaan bendera, lambang, atau atribut lain, serta pengumandangan lagu kebangsaan Israel tidak diizinkan di Indonesia. Sebab, tak ada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.
Nah, kebetulan di wilayah yang sama, Indonesia bakal menggelar ANOC World Beah Games di Bali pada Agustus mendatang. Total ada 205 negara yang ikut serta, termasuk Israel.
Kehadiran Israel tersebut bukan tak mungkin memunculkan gelombang penolakan yang sama seperti saat Piala Dunia U-20, bahkan turut memengaruhi kesiapan panitia pelaksana dalam mempersiapkan multiajang olahraga terbesar ketiga di dunia tersebut. Namun, Oktohari mengatakan hal tersebut tak memengaruhi persiapan panitia sama sekali.
"Saya berterima kasih kepada semua yang terlibat dalam persiapan AWBG. Karena dengan dinamika dan isu-isu yang terjadi, mereka terus bekerja ingin memastikan bahwa kegiatan ini bisa sukses. Jadi semua opsi-opsi tetap kita buka," kata Okto dalam jumpa persnya di Kantor KOI, FX Sudirman, pada Kamis (6/4/2023).
"Dan sampai hari ini teman-teman di lapangan masih pada kerja semua. Karena pekerjaan itu kan ada pekerjaan administratif, teknis, dan komunikasi," ujarnya.
"Kita berkomunikasi dengan stakeholders. Ada 14 cabang olahraga berarti ada 14 internasional federasi yang terlibat. Berarti ada 14 statuta yang kita jalankan plus dua statuta yang lain yaitu statuta ANOC dan IOC. Berarti ada 16 statua yang dijalankan dalam multievent ini."
"Dan saya kira itu semuanya memiliki konsekuensi. Makanya Indonesia terlalu besar untuk dikerdilkan. Dan Indonesia jangan sampai dikucilkan gara-gara olahraga," kata Okto.
(mcy/aff)