Tak cuma di film, belajar kungfu ala Shaolin sungguh berat dan penuh tantangan. Petarung MMA yang dulu murid Shaolin ini menuturkannya.
Saat ini James Yang sedang bersiap menjalani debut dalam karier MMA profesional dengan tampil di ajang ONE: REVOLUTION har Jumat (24/9). Dulunya, ia pernah menimba ilmu di Shaolin.
Jelang laga tersebut, ia menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana mentalnya terlatih sebagai seorang petarung. Sebelum mengenal MMA, pria yang lahir di Amerika ini menempa diri selama tiga tahun di Shaolin Martial Arts Academy.
Kala itu, ia masih berusia 17 tahun dan mendapat kesempatan untuk pergi belajar ke Negeri Tirai Bambu. Meski awalnya hanya dijadwalkan enam bulan, ia akhirnya menghabiskan empat tahun di sana. Tiga tahun terakhirnya ia habiskan untuk mendalami kungfu Shaolin.
Rasa penasaran akan seni bela diri datang sang nenek yang berasal dari Asia. "Pengalaman itu sangatlah mengubah hidup saya, dan saya tidak menyangka apa yang saya akan dapatkan dari pengalaman itu," jelas Yang.
"Saya tinggal di ladang jagung di bagian Timur-Laut China. Tempat itu sangat dingin dan banyak sekali hama saat musim panas, musim dingin sangatlah brutal dan kami hanya dapat kehangatan pada malam hari dari tungku arang."
Ia menjelaskan bahwa kota terdekat dari kuil tempatnya berlatih berjarak satu jam perjalanan. Di tempatnya tinggal, tidak ada internet ataupun alat penunjang lain seperti pemanas ruangan yang biasa ia dapatkan di Amerika.
"Latihannya sangat keras ala militer. Jadi kita sudah mulai beraktivitas sejak pukul 5 pagi. Guru kami akan menggedor-gedor pintu agar memastikan kami semua bangun," ceritanya.
"Kami latihan lima kali, dan makan tiga kali sehari. Namun, jangan bayangkan dapat makanan enak. Bahkan jika dibandingkan, makanan pada umumnya masih jauh lebih baik. Ketika siswa melakukan kesalahan, kami akan disuruh berbaris di depan seluruh murid dan dipukul pakai kayu sambil posisi push up," tambahnya.
Selain itu, karena ia datang dari negara luar, ada banyak sentimen negatif terhadapnya.
"Semua orang akan tahu saya adalah murid akademi itu karena saya adalah orang asing, dan saat itu tidak banyak orang suka dengan orang asing." Jelas James Yang.
"Banyak yang sering menantang bertarung, dan saya sering melihat orang dipukul dengan botol atau ditusuk dengan beling. Tapi saya juga banyak bertemu orang-orang baik."
Meski melewati masa yang yang berat, ia mengaku bersyukur bisa mendalami ilmu disiplin ala Shaolin. "Itu salah satu periode terbaik dalam hidup saya dan saya tak ingin mengubahnya," jelas James Yang.
Dalam debut pro-nya di MMA, pria 32 tahun itu akan menghadapi Roel Rosauro asal Filipina dalam laga pembuka di Singapore Indoor Stadium. Rosauro adalah petarung yang pernah mengalahkan atlet Indonesia Yohan Mulia Legowo pada awal 2020 silam.
James Yang sendiri telah mengantongi rekor 7-0 dalam karier MMA amatir. Selain itu, ia berlatih bersama Demetrious "Mighty Mouse" Johnson, salah satu legenda UFC yang akan mendampinginya dari sudut arena sebagai cornerman.
ONE: REVOLUTION dapat disaksikan lewat halaman Youtube ONE Championship pada Jumat (24/9) mulai pukul 17:30 WIB.
(krs/nds)