Tahir menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, pada hari Jumat (4/8/2009) pukul 3.15 WIB. Ia meninggal dalam usia 70 tahun, meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
"Saya atas nama keluarga meminta maaf atas kesalahan-kesalahan Bapak semasa hidup, dan minta doanya supaya almarhum diterima dengan baik di sisi Allah," ujar istri Tahir, Dra. Hj. Raden Roro Wissel Liliek Sundari, saat dihubungi detiksport.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diterangkan bahwa Tahir, yang juga Guru Besar pada Pascasarjana UPI Bandung, sempat menjalani perawatan intensif dari 3 sampai 22 Agustus di RSHS.Β Lalu, ia kembali masuk rumah sakit pada Selasa (1/9) sampai akhirnya menemui Sang Pencipta.
Drs. M. Tahir Djide adalah seorang pelatih fisik hebat yang sudah menangani pelatnas sejak 1971. Dari tangan pria kelahiran Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, itu lahir pemain-pemain besar seperti Rudy Hartono, Tjuntjun/Johan Wahyudi, Christian/Ade Chandra, Icuk Sugiarto, Liem Swie King hingga Ardy Bernadus Wiranata, Ricky Subagja dan Taufik Hidayat.
Setelah lebih dari tiga dekade mengabdikan dirinya untuk pelatnas, ia mundur pada 1 Maret 2008, untuk kemudian tetap melanjutkan kecintaannya pada dunia bulutangkis dengan mengelola sekolah badminton untuk anak-anak usia dini, yang diberi nama BM 77, yang terletak di daerah Padasuka, Bandung. (a2s/arp)