Piala Sudirman 2017 di Gold Coast mulai 21-28 Mei nanti bakal menjadi tontonan menarik. Pertama untuk pertama kalinya gelaran kejuaraan bulutangkis beregu campuran itu dihelat di benua Oceania. Kedua, tim-tim kontestan merombak pasukannya usai Olimpiade Rio de Janeiro. Perebutan gelar juara pun lebih tak tertebak.
Saat peluncuran daftar unggulan, China sebagai juara bertahan memang masih mendiami peringkat pertama. Kemudian diikuti Denmark, Korea, Jepang, dan Malaysia. Indonesia menjadi unggulan keenam dalam ajang itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China juga memiliki bekal meyakinkan menyambut ajang itu, Mereka tampil sebagai juara bertahan. Pasukan dari Negeri Tirai Bambu itu juga menjadi kolektor gelar juara paling sering di Piala Sudirman (10 kali).
Hanya saja China tengah berada dalam periode transisi. Bagaimana perbandingan kekuatan China dengan tiga unggulan lainnya?
China yang sedang Dalam Masa Transisi
Foto: Guang Niu/Getty Images
|
Denmark memang menjadi juara bukan dengan mengalahkan China di babak final. China disingkirkan Korea Selatan di babak perempatfinal. Korea kemudian tak sanggup menghadapi Indonsia di babak semifinal. Nah, Denmark keluar sebagai juara dengan mengalahkan Indonesia.
Selain itu, atmosfer di dalam timnas China diyakini sedang dalam masa transisi. China baru saja mencopit Li Yongbo yang dikenal bertangan besi dari posisi head coach. Kursi Yongbo digantikan duet Xia Xuanze dan Zhang Jun.
Xia Xuanze yang mantan juara dunia akan bertanggung jawab menangani sektor tunggal. Zhang Jun, pemilik dua medali emas Olimpiade, menangani nomor ganda.
Mau diakui atau tidak, Yongbo adalah sosok sentral dalam timnas bulutangkis China. Selama 24 tahun menduduki jabatannya itu--sejak 1992--, Yongbo mampu membawa China meraih 18 medali emas olimpiade dan sepuluh kali trofi Piala Sudirman, sembilan kali juara Piala Uber dan lima kali juara Piala Thomas.
Periode transisi itu bisa menjadi sebuah celah bagi negara-negara lain di Piala Sudirman kali ini. Jika disimak, China juga belum bisa mengembalikan kekuatan pada tiga sektor berbeda yang sebelumnya sangat kuat: tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri.
Sektor tunggal putra pun sejatinya juga tak kuat-kuat amat. Namun China mendapatkan dukungan dengan comeback-nya Lin Dan.
Kali ini, China tergabung dalam Grup A bersama Thailand dan Hong Kong. Dibandingkan dua negara itu, China memang diunggulkan untuk lolos sebagai juara grup.
Skuat China:
Putra: Lin Dan, Chen Long, Shi Yuqi, Fu Haifeng, Li Junhui, Liu Yuchen, Lu Kai, Zhang Nan, Zheng Siwei
Putri: Chen Yufei, He Bingjiao, Sun Yu, Bao Yixin, Chen Qingchen, Huang Dongping, Huang Yaqiong, Jia Yifan, Li Yinhui, Tang Jinhua
Potensi Denmark Lanjutkan Sukses Piala Thomas
Vikctor Axelsen, pemain tunggal putra andalam Denmark. Foto: Getty Images/Warren Little
|
Boleh dibilang, Denmark hanya lemah pada sektor tunggal putri dan sangat kuat pada empat nomor lainnya. Hasil Denmark pada Piala Sudirman 2015 pun tak bisa dijadikan bandingan. Sebab, waktu itu Denmark tak bisa menurunkan kekuatan penuh dengan kasus sponsor yang menimpa beberapa pemain top.
Waktu itu, Denmark harus kehilangan ganda putra Mathias Boe/Carsten, ganda putri Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl, dan otomatis pada ganda campuran dengan tak bisa memasangkan Joachim Fischer Nielsen dengan Christinna.
Sementara saat ini, Denmark dapat menurunkan para pemain senior itu. Boe/Mogensen yang kini berada pada ranking kedua dan Conrad-Petersen/Kolding (peringkat ketujuh), Kamilla/Christinna bisa memperkuat timnas. Pengalaman dan permainan gaya eropa bisa merepotkan negara-negara kekuatan Eropa. Joachim dan Cristinna juga bisa diturunkan.
Denmark juga mempunyai keunggulan dengan lebih leluasa untuk menentukan tunggal putra yang bakal diturunkan ketimbang China. Selain membawa Viktor Axelsen dan Jan O Jorgensen, Denmark dengan cerdik membawa serta Hans-Kristian Solberg Vittinghus dan Anders Antonsen. Sebuah langkah untuk regenerasi sektor tunggal putra yang sudah terbukti sebagai modal penting pada Piala Thomas.
Lagipula, Denmark sudah merasakan dua kali runner-up (1999, 2011) dan sembilan kali semifinalis (1989, 1991, 1993, 1995, 1997, 2001, 2003, 2005, 2013). Kali ini, Denmark mendiami Grup D bersama Indonesia dan India.
Skuat Denmark:
Putra: Viktor Axelsen, Jan O Jorgensen, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, Anders Antonsen, Mathias Boe, Carsten Mogensen, Mads Conrad-Petersen, Mads Pieler Kolding, Kim Astrup, Anders Skaarup Rasmussen, Joachim Fischer Nielsen, Mathias Christiansen
Putri: Line Kjaersfeldt, Mia Blichfeldt, Natalia Koch Rohde, Kamilla Rytter Juhl, Christinna Pedersen, Maiken Fruergaard, Sara Thygesen
Korea Selatan Unggulan yang Timpang
Son Wan Ho, tunggal putra terbaik Korea. Foto: Dok: Djarum Superliga Badminton
|
Korea benar-benar ditinggal banyak pemain usai Olimpiade 2016 Rio de Jenairo. Para pemain top dari sektor ganda memilih untuk pensiun sehingga merekapun harus menurunkan tim muda kali ini.
Lee Yong Dae, Yoo Yeon Seong, Kim Sa Rang dan Bae Yeon Joo pensiun usai Olimpiade Rio. Koo Sung Hyun mengikuti jejak mereka kemudian. Sudah begitu, Korea juga tak menurunkan runner-up Kejuaraan Asia dari nomor ganda putri Yoo Hae Won/Kim Hye Rin.
Korea juga mengambil keputusan untuk tidak memanggil para pemain di luar pelatnas. Tim Negeri Ginseng yang mengoleksi tiga juara Piala Sudirman itu menurunkan delapan pemain putra dan delapan putri di Gold Coast. Di antara pemain-pemain itu, mayoritas adalah debutan dan hanya lima pebulutangkis yang pernah tampil pada Piala Sudirman.
Korea tergabung dalam Grup B bersama Taiwan dan Rusia.
Skuat Korea Selatan
Putra: Son Wan Ho, Lee Dong Keun, Jeon Hyeok Jin, Seo Seung Jae, Choi Sol Gyu, Kim Duk Young, Kim Won Ho, Park Kyung-hoon
Putri: Sung Ji Hyun, Lee Jang Mi, Kim Ga Eun, Chae Yoo Jung, Chang Ye Na, Jung Kyung Eun, Kim Ha Na, Lee So Hee
Cukupkah Jepang Mengandalkan Misaki/Ayaka Semata?
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, ganda putri Jepang nomor satu dunia. Foto: AFP/Bay Ismoyo
|
Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi adalah ganda putri yang konsisten menghuni peringkat pertama dunia. Mereka juga baru saja menjadi juara Asia di Wuhan.
Dua ganda putri pelapis Jepang juga ukup tangguh. Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto belum lama menjadi juara India Open 2017, ditambah Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang juara super series berikutnya, di Malaysia Terbuka.
Hanya saja Jepang hanya membawa Shiho/Koharu untuk mendampingi Ayaka/Misaki ke Gold Coast.
Selain itu, mereka memiliki tunggal putri yang lumayan, Akane Yamaguchi dan Nozomi Okuhara. Akane adalah runner-up All England 2017 ini.
Meski hanya Ayaka dan Misaki yang paling meyakinkan di antara pemain yang ada, Jepang mempunyai keleluasaan untuk mengatur strategi bermain rangkap.
Sebagai contoh pemain 19 tahun Yuta Watanabe, yang bisa dimainkan dengan Hiroyuki Endo pada ganda putra dan duet dengan Arisa Higashino di sektor ganda campuran.
Sektor tunggal putri Jepang bisa menjadi kekuatan potensial. Di lini tersebut mereka memiliki Ayaka Yamaguchi dan Nozomi Okuhara.
Meski sempat memiliki ganda putra yang cukup kuat, kini sektor tersebut bisa jadi melemahkan untuk Jepang. Begitu pula nomor tunggal putra dan ganda campuran.
Jepang berada pada C bersama Malaysia dan Jerman.
Skuat Jepang:
Putra: Kenta Nishimoto, Yu Igarashi, Keigo Sonoda, Takeshi Kamura, Hiroyuki Endo, Yuta Watanabe, Takuro Hoki, Kenta Kazuno.
Putri: Akane Yamaguchi, Nozomi Okuhara, Ayaka Takahashi, Ayane Kurihara, Misaki Matsutomo, Koharu Yonemoto, Arisa Higashino, Shiho Tanaka.