PBSI meloloskan enam wakilnya di World Tour Turnamen yang berlangsung di Tianhe Gymnasium, Guangzhou, 12-16 Desember. Dari enam wakil Merah Putih itu tak satu pun yang mampu lolos babak knock out.
Ganda putra menjadi tumpuan untuk membawa gelar juga tak mampu lantaran kondisi di turnamen tersebut tak ideal. Marcus dibekap cedera leher.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau Marcus memang ada cedera sedikit. Kami juga tidak memaksakan takutnya bertambah parah. Lebih baik kami siapkan untuk pertandingan selanjutnya saja," ujarnya.
Sementara, untuk sektor tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, diakui Susy, penampilan atletnya di bawah perfoma.
"Mungkin karena padatnya turnamen ya. Bukannya kami mengambinghitamkan tapi ada baiknya BWF juga mendengar masukan-masukan dari pemain ya. Kami sendiri sebagai pengurus keberatan jika terlalu diforsir. Apalagi untuk pemain yang rangkingnya jauh di atas diwajibkan mengikuti 12 pertandingan tidak boleh tidak hadir. Jika tidak hadir denda USD 5 ribu," ujarnya.
Susy melanjutkan untuk ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dinilainya keteteran soal power.
"Kita tahu pemain Jepang itu kuatnya seperti apa, berani ngadu juga, ya harusnya kita juga harus lebih berani. Kadang-kadang kita harus melawan mindset untuk tidak kalah sebelum bertanding," dia menjelaskan.
"Artinya mereka harus lebih ulet lagi, servis harus ditingkatkan lagi karena itu kan paling utama. Jadi memang banyak faktor lah," ujarnya.