Jakarta - Di nomor perorangan, ganda putra tanpa medali emas di
SEA Games 2019 Filipina. Pelatih
Herry Iman Pierngadi membeberkan evaluasinya.
Indonesia finis kedua di klasemen akhir bulutangkis SEA Games 2019 dengan raihan tiga emas, dua perak, dan dua perunggu. Dua dari tiga emas itu didapatkan dari nomor perorangan, ganda campuran dan ganda putri.
Ganda putra yang memiliki unggulan pertama,
Fajar Alfian/
Muhammad Rian Ardianto, terhenti di babak perempatfinal. Mereka dikalahkan pasangan Thailand, Bodin Isara/Maneepong Jongjit, di babak perempatfinal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buat Fajar Rian penampilan mereka tidak baik dan terus merosot. Mereka harus memperbaiki semuanya. Baik dari segi teknik, mental dan semuanya. Kalau enggak, tahun depan mereka bisa tersusul Wahyu/Ade atau bahkan sama Leo (Rolly Carnando)/Daniel (Marthin)," kata Herry seperti dalam rilis
PBSI. "Karena, tahun depan kesempatan akan terus terbuka. Siapa yang tidak bisa memanfaatkan kesempatannya, bisa jadi tersusul dengan pemain-pemain lapis lainnya. Ini warning buat mereka sendiri. Karena mereka saat ini sudah masuk lima besar dunia, tapi kualitas permainannya masih kurang sesuai. Saya kecewa sekali dengan penampilan mereka di SEA Games saat ini," Herry menjelaskan.
"Kepercayaan diri mereka masing-masing harus ditingkatkan. Waktu beregu penampilan Rian di bawah performa sekali. Begitu main perorangan sudah lumayan, tapi gantian Fajarnya yang kurang. Jadi gantian terus. Dua-duanya harus introspeksi diri masing-masing," Herry menambahkan.
Ganda putra batal pulang dengan tangan kosong. Medali dari ganda putra dipersembahkan oleh ganda putra Merah Putih lainnya, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf. Mereka juga tampil sip di final kategori beregu sebagai penentu kemenangan atas Malaysia di babak final dan menyegel emas.
Herry mengapresiasi raihan Wahyu/Ade. Dia bilang Wahyu dan Ade kurang hoki di SEA Games.
"Menurut saya mereka main sudah benar dan maksimal. Dengan kondisi lapangan seperti ini, angin yang kencang, menang angin, kalah angin, walaupun kalah saya surprise dengan penampilan mereka," kata Herry.
"Menurut saya cukup baik, walaupun kalah. Karena, kan main bagus tidak selalu menang, atau main jelek pasti kalah. Mereka hanya kurang beruntung di poin tertentu," Herry menambahkan.
"Level mereka tidak terlalu jauh dengan ganda putra kita yang terbaik saat ini. Tapi memang karena rangking mereka terlalu jauh, jadi saat turnamen di babak-babak awal drawnya sudah ketemu pemain papan atas," ungkap Herry.
Foto: dok. Humas PBSI |
"Tetap harus ada yang ditingkatkan dari mereka berdua. Terutama Ade Yusuf tenaga tangannya harus ditambah lagi, supaya mainnya bisa lebih tahan lama dan konsisten. Bukan berarti jelek, tapi harus ditingkatkan lagi supaya bisa bersaing di level atas," kata Herry.
Usai SEA Games 2019, Fajar/Rian dan Wahyu/Ade langsung pulang ke Tanah Air. Tak seperti Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, mereka tak lolos ke BWF World Tour Finals di Guangzhou yang berlangsung mulai besok.
Simak Video "Video Final Indonesia Open 2025: RI Menyisakan Satu Wakil"
[Gambas:Video 20detik]