Gregoria Mariska berhasil mengandaskan Fitriani dengan kemenangan mudah 21-15, 21-10. Dia terbantu kelemahan pemain ranking 33 dunia itu.
Gregoria, andalan tim Garuda, langsung berjumpa dengan Fitriani dari tim Rajawali. Pertemuan mereka mirip sebagai laga panas di turnamen internasional. Pasalnya mereka adalah dua tunggal terbaik Indonesia yang kerap menjadi andalan di super series.
Secara ranking juga tak terlalu jauh. Gregoria menempati peringkat 21 dunia, sementara Fitriani berada di ranking 33. Ditilik head to head, Fitriani juga belum pernah terkalahkan dari Gregoria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, laga yang diprediksi ramai ternyata tak termanfaatkan dengan baik oleh kedua pemain. Fitriani yang tidak kondisi baik pada telapak tangan kirinya membuat laga timpang. Pertandingan berakhir 30 menit.
Menyikapi itu, Gregoria menyadari Fitriani tidak tampil di permainan terbaik. Di sisi lain, pemain 21 tahun itu juga berupaya melakukan kesalahan-kesalahan sendiri.
"Menurut saya, dengan kondisi seperti itu agak menyulitkan buat Fitriani untuk mengambil bola yang susah. Seperti tidak ada balance," kata Gregoria dalam rilis PBSI.
"Saya lebih fokus untuk mengurangi kesalahan sendiri. Fitriani adalah pemain yang ulet dan susah untuk dimatikan. Sebisa mungkin saya kurangi error, lebih sabar dan nggak mau cepat-cepat mematikan," lanjutnya.
Lebih lanjut Gregoria mengaku senang dengan kemenangannya. Sebab, dia membuka jalan bagi pemain yang akan bertanding selanjutnya agar lebih percaya diri.
Apalagi, tim Garuda menargetkan tampil terbaik di replikasi Piala Uber tersebut.
(mcy/aff)