Progres Tim Bulutangkis Indonesia Lambat, Ini Kata PBSI

Progres Tim Bulutangkis Indonesia Lambat, Ini Kata PBSI

Mercy Raya - Sport
Kamis, 11 Mar 2021 20:29 WIB
Kepala bidang Pembinaan Prestasi Rionny Mainaky
Rionny Mainaky. (Foto: (dok PBSI)
Jakarta -

Tim bulutangkis Indonesia tak maksimal di triwulan 2021, setelah cuma meraih satu gelar dari empat empat turnamen. Begini komentar dari PBSI.

Tim Merah-Putih begitu sibuk di awal tahun. Greysia Polii dkk mengikuti Yonex Thailand Open, Toyota Thailand Open, dan BWF World Tour Finals 2020 sekaligus, yang berlangsung 12 hingga 31 Januari.

Kemudian, Thailand Open edisi I digeber, di mana Indonesia mendapat satu gelar dari ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu/ Sementara di edisi kedua Thailand Open dan BWF World Tour Final, nirgelar hasilnya.

Hasil anjlok kemudian diperoleh Indonesia pada ajang Swiss Open, 2-7 Maret lalu, di Basel. Penampilan kurang memuaskan juga terlihat, ketika Ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, yang digadang-gadang bisa juara, malah kandas sejak babak pertama.

Padahal jika menilik progres, negara lain cukup maju. Thailand, Denmark, dan Taiwan cukup mengejutkan dalam tiga bulan terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thailand meraih tiga gelar di tiga turnamen di awal tahun, lewat ganda campurannya Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Begitu pula dengan Taiwan, yang meraih tiga gelar juga melalui Lee Yang/Wang Chi Lin (ganda putra).

kemudian Denmark lebih berjaya, dengan mengantongi lima gelar. Rinciannya, tiga gelar dari Viktor Axelsen di Thailand Open I, Thailand Open II, dan Swiss Open 2021. Sementara di BWF World Tour Finals 2020 dipersembahkan Anders Antonsen.

ADVERTISEMENT

Kemudian gelar lain dipersembahkan ganda putra Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen di Swiss Open.

Kepala bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky, mengomentari capaian tim Indoensia sejauh ini. Menurutnya, semua kembali ke motivasi masing-masing atlet.

"Kalau lihat dari negara lain, itu tak full 10 negara ya (yang ikut). Jadi yang kemarin itu mereka punya motivasi tinggi, seperti Thailand, Taiwan, kita tak tahu apakah dari gizinya mereka beda. Ruang gerak kita di sistem bubble itu juga terbatas. Jadi siapa yang tahan dan bisa atasi problem itu otomatis bisa lebih fight apalagi mereka punya motivasi luar biasa untuk juara," kata Rionny dalam bincang-bincang dengan pewarta, Kamis (11/3/2021).

"Kalau terkait progres kita lambat, kita bisa buktikan bahwa ganda putra muda kita Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bisa menembus semifinal di Thailand. Tapi (memang) hanya beberapa pemain, siapa yang motivasinya tinggi, hasilnya bisa baik," dia menjelaskan.

"Timnas negara lain juga gitu, tak semuanya kalau saya lihat. Ada 1-2 pemain yang benar-benar fightnya tinggi, kelihatan dari cara mereka masuk lapangan sudah kelihatan."

Sehubungan itu, adik dari Richard Mainaky ini juga telah melakukan evaluasi menyeluruh pada latihan tim bulutangkis Indonesia, terutama terkait hasil di tiga turnamen awal. "Kita tunggu hasilnya di All England, kalau di Swiss Open kan memang kita turunkan pemain muda, tapi khusus di sektor ganda (putra) cukup baik," ujarnya.

All England 2021 akan berlangsung di Birmingham, 17-21 Maret mendatang. Di turnamen BWF World Tour Super 1000 itu, Indonesia menurunkan delapan wakilnya.

Di antaranya adalah ganda nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang sebelumnya absen di empat turnamen awal tahun 2021. Di ajang itu, PBSI memasang target meraih gelar sebanyak-banyaknya.

Simak juga 'PBSI Evaluasi Hasil Thailand Open hingga BWF World Tour Finals':

[Gambas:Video 20detik]



(mcy/yna)

Hide Ads