Indonesia Terancam Tak Bisa Gelar Davis Cup di GBK

Mercy Raya - detikSport
Jumat, 14 Jan 2022 20:25 WIB
Indonesia terancam batal menjadi tuan rumah Piala Davis 2022. (Foto: Mercy Raya/detikcom)
Jakarta -

Rencana Indonesia menjadi tuan rumah Piala Davis 2022 terancam batal. Penyebabnya aturan karantina.

Seperti diketahui, Indonesia dijadwalkan bertanding melawan Venezuela di Stadion Tenis Gelora Bung Karno Jakarta, 4-5 Maret 2022. Indonesia wajib menang atas Venezuela laga playoff world grup II Piala Davis ini jika tak ingin terdegradasi ke grup III.

Sayangnya, menatap laga tersebut, Indonesia menghadapi persoalan lain. Bahkan, mengancam tidak jadinya menjadi tuan rumah.

Dalam surat yang ditandatangani Direktur Operasional Acara Davis Cup, Justine Albert, dijelaskan bahwa panitia menggarisbawahi soal karantina selama tujuh hari atau 10 hari yang terlalu lama. Mereka meminta untuk karantina tidak boleh dari 36 jam.

Sementara PP Pelti tidak yakin apakah hal itu dapat diubah. Untuk itu, ITF meminta jawaban hingga 19 Januari mendatang terkait keputusannya. Jika tidak, maka pihaknya akan menunjuk tempat netral sebagai lokasi pertandingan.

"Dan berdasarkan peraturan 28.2.5.1 Indonesia dapat memilih untuk bermain dintempat netral dengan tunduk pada persetujuan Komite Davis Cup," bunyi surat tersebut.

Merespons itu, Ketua Umum PP Pelti Rildo Ananda Anwar mengatakan pihaknya akan menghadap Menpora Zainudin Amali guna meminta arahan lebih lanjut.

"Soalnya sayang, kita ini kan sebagai tuan rumah jadi pasti ada nilai plusnya. Tapi kita juga tidak bisa melanggar aturan dari pemerintah maupun ITF. Mudah-mudahan ada solusinya ya," kata Rildo kepada pewarta ketika ditemui di Kantor PP Pelti, Jumat (14/1/2022).

Bagi Rildo, menjadi tuan rumah menjadi keuntungan buat tim Indonesia. Bagaimana pun, mereka tak perlu lagi beradaptasi dengan kondisi lapangan dan cuaca.

"Pastinya pemain-pemain merasa nyaman main di negara sendiri tapi jika sudah menjadi keputusan ya harus mengikuti. Seperti Chritopher Rungkat kan sudah biasa main di luar, ya intinya kami beri semangat kepada pemain dan apapun keputusan ITF harus diikuti. Tapi kami berusaha apakah pemerintah bisa kasih kesempatan dengan aturan ITF dengan hanya karantina 36 jam saja," ujarnya.



Simak Video "Video: Emil Audero Main Bola Plastik Bareng Anak-anak di Lombok"

(mcy/cas)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork