Ganda putra dipatok target gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022. Fajar Alfian dkk menerima beban tersebut, karena sudah terbiasa.
Dibandingkan sektor-sektor lainnya, ganda putra memang tercatat sebagai nomor yang paling sering mempersembahkan gelar bagi Indonesia. Dari mulai turnamen level 300 hingga 1000.
Di Kejuaraan Dunia level Grade 1 BWF ini bahkan ganda putra menjadi satu-satunya sektor yang menyumbangkan gelar pada Kejuaraan Dunia 2019 melalui Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Mereka juga menempati kampiun tertinggi di Kejuaraan Dunia 2013 dan 2015. Sekalipun ada dari sektor lain yaitu ganda campuran melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada 2013 dan 2017. Setelah itu, nyaris tidak ada lagi.
Pada tahun ini pun, ganda putra juga menyumbang gelar di turnamen-turnamen lain seperti Swiss Open, Indonesia Masters, dan Malaysia Masters melalui Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Mereka bergantian dengan rekan-rekannya yang lain seperti Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang menjuarai All England, kemudian Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan merebut gelar Kejuaraan Asia, dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin peraih medali emas SEA Games di Vietnam.
Maka sangat lah wajar jika di Kejuaraan Dunia kali ini, mereka diharapkan bisa kembali menyumbang gelar di Tokyo, Jepang, yang dimulai 22-28 Agustus ini.
Menyadari itu, Fajar mewakili rekan-rekannya mengaku tak terbebani label andalan tersebut. Sebaliknya, hal tersebut memotivasi mereka untuk memberikan hasil yang lebih baik.
"Mungkin di ganda putra selalu jadi andalan tapi ini bukan jadi beban tapi motivasi lebih karena kami sudah dipercaya dan kita harus menunjukkan itu. Karena pasti di semua sisi ada tanggung jawabnya lah," kata Fajar kepada pewarta.
Fajar/Rian sendiri digadang-gadang mampu merebut gelar Kejuaraan Dunia dari Takuro Hoki/Yugo Kobayashu, pemenang tahun lalu. Fajar tak menepis itu, sebab semua pemain punya kans yang sama besar.
"Tahun lalu Takuro Hoki/Yugo Kobayashu (Jepang) jadi juara dunia dan sekarang main di depan publik sendiri di Jepang, mungkin mereka juga punya dua kemungkinan. Kemungkinan pertama bisa tambah percaya diri karena bermain di hadapan publik sendiri, tapi itu juga bisa jadi beban," ujarnya.
"Jadi menurut saya tahun ini siapapun ada peluang untuk menjadi juara dunia. Bukan Jepang itu saja, semua sudah rata. Siapa yang siap, siapa yang peraiapannya lebih, dan mentalnya bagus, itu bisa jadi juara dunia," Fajar mempertegas.
(mcy/aff)