Siti Fadia Silva Ramadhanti bersama Apriyani Rahayu sukses membuktikan diri sebagai ganda putri terbaik di dunia. Tapi, Fadia sedang sering dihantam cedera.
Persoalan cedera Fadia muncul saat tampil di Singapore Open 2022. Ia mengalami cedera tumit yang merupakan bawaan dari tur Malaysia sebelumnya. Hebatnya, bersama Apriyani Rahayu, Fadia mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Dia menjadi juara meskipun dalam kondisi tak sempurna.
"Sangat senang, pokoknya saya ingin terus kasih yang terbaik buat Indonesia," kata Fadia saat itu.
Akan tetapi, Fadia ternyata kembali mengalami cedera. Kali ini engkel kanan yang kena. Peraih medali Emas SEA Games 2021 Vietnam itu mundur saat menghadapi unggulan utama dari China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di partai semifinal Malaysia Open 2023.
Ganda putri andalan Indonesia itu terpaksa mundur saat ketinggalan 0-2 di gim kedua karena Fadia menderita sprain ligament pergelangan kaki kanan.
Terbaru, kendati bukan cedera, Fadia juga mengalami kondisi yang kurang fit saat tampil di Badminton Asia Mixed Team Championship 2023 di Dubai, yang berakhir 19 Februari lalu.
Apri/Fadia tak bisa menyumbangkan poin bagi Indonesia di partai penentu saat Indonesia sudah ketinggalan dua poin dari Korea Selatan. Indonesia gagal ke semifinal dan kalah dengan skor 1-3.
Kondisi Fadia yang belakangan cedera itu pun sempat menjadi pertanyaan apakah performa atlet kelahiran 16 November 2000 itu tengah drop atau ada masalah lainnya.
Pelatih ganda putri Eng Hian mencoba menjelaskan detail apa yang dialami kondisi Fadia saat ini.
"Jadi dari hasil diskusi kita ada masalah beban yang belum bisa dihandle oleh Fadia. Jadi yang pertama turnamen bulan Juni yang tanpa beban dan target dan masih penjajakan, tiba-tiba bagus," kata Eng Hianndaat dijumpai pewarta di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
"Ekspektasi orang semua jadi berubah. Ekspektasi pengurus dan pelatih, dan mereka sendiri jadi berubah. Ini yang Fadia harus adjust lagi, adaptasi lagi. Bagaimana menghandle adaptasi ini. Kalau pressure itu semua pasti ada. Menang dan kalah. Ini yang masih harus Fadia untuk membiasakan dulu," ujarnya.
"Mindset. Jadi bukan masalah teknis. Kami susah ngobrol. Di latihan dia punya kapasitas di atas rata-rata. Di atas 9 atau 10 untuk kemampuan. Tapi pada saat turnamen, saat dia tidak bisa menjaga pikiran dan mental, kemampuannya yang keluar cuma 30 persen. Itu yang jadi masalah dalam beberapa turnamen ini," jelas pria yang karib disapa Koh Didi ini.
Eng Hian mengatakan jika saat ini atletnya tengah dalam proses latihan untuk mengurangi rasa tersebut bersama psikolog.
"Ya, kita perlu bantuan psikolog. Ini kan ada latihannya. Jadi tidak hanya latihan di lapangan. Latihan untuk mindset, ketenangan, dan menghandle tekanan, bagaimana itu ada latihannya," kata Eng Hian.
"Kalau dibilang pressure dan tegang setiap orang ada, bahkan seperti Roger Federer atau Nadal kalau tegang, ya tegang saja. Tapi bagaimana dia mereduce ketegangan itu secepat mungkin pada saat di lapangan. Untuk Fadia ini masih diberikan latihan-latihan," kata dia menambahkan.
Simak Video "Video: Momen Ganda Putri China Kalahkan Malaysia di Indonesia Open 2025"
(mcy/cas)