Perusakan Gelora Sriwijaya, Kemenpora Khawatir Efek Domino ke Asian Games

Perusakan Gelora Sriwijaya, Kemenpora Khawatir Efek Domino ke Asian Games

Mercy Raya - Sport
Minggu, 22 Jul 2018 18:59 WIB
Foto: Raja Adil Siregar/detikSport
Jakarta - Pemerintah menyesalkan perusakan tribune Stadion Gelora Sriwijaya di Jakabaring Sport City, Palembang. Sebab, berpotensi menimbulkan efek domino yang cukup besar.

Stadion Gelora Sriwijaya rusak oleh ulah suporter Sriwijaya FC yang mengamuk setelah timnya kalah 0-3 dari Arema FC dalam lanjutan Liga 1 2018, pada Sabtu (21/7/2018). Stadion itu akan digunakan sebagai venue sepakbola putri Asian Games 2018.

Yang membuat perusakan itu menjadi lebih rumit, Asian Games tinggal sebulan lagi. Pertama, perbedaan perlakuan panitia penyelanggara Asian Games (INASGOC) terhadap venue di Jakarta (stadion di Jakarta dan sekitarnya sudah disterilisasi sejak dua bulan lalu) dan Palembang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, pengelola Jakabaring Sport Center hanya memiliki waktu singkat untuk memperbaiki kerusakan. Ketiga, kepercayaan Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan negara peserta akan keamanan di Indonesia pada Asian Games 2018 bisa turun.



"Tentu kami merasa sedih dan prihatin karena kejadian tersebut berlangsung pada saat kurang dari satu bulan akan diselenggarakan Asian Games," kata Sekretaris Menpora, Gatot S. Dewa Broto, pada Minggu (22/7/2018).

"Kami memandang perlu agar masalah recovery kerusakannya disegerakan. Sebab, pihak Olympic Council of Asia tentu tidak mungkin tidak memperoleh informasi tentang hal tersebut. Berdasarkan pengalaman, OCA sangat sensitif terhadap apapun kejadian yang terjadi di Indonesia," dia menjelaskan.

"Bagi OCA mungkin merasa yakin bahwa pembenahan kerusakan itu bisa cepat, namun yang menjadi masalah adalah seberapa jauh komitmen Indonesia dalam menjamin aman dan lancarnya seluruh rangkaian penyelenggaraan Asian Games," ujar Gatot.

Gatot sekaligus mengingatkan kepada klub, suporter, panitia penyelenggara, operator liga, dan PSSI untuk tak mengulangi lagi insiden serupa. Sebab, kejadian itu bukan sekali dua kali terjadi.

"Ini menjadi pelajaran bagi siapapun yang menjadi tuan rumah pertandingan sepakola untuk benar-benar melakukan tanggung jawabnya secara konsisten dalam meminimalisasi terjadinya kerusuhan ataupun ulah destruktif dari sekelompok supporter tertentu, karena kejadian seperti ini bukan yang pertama kalinya," Gatot menjelaskan.

"Dan pertandingan yang mungkin berpotensi berisiko seperti itu sesungguhnya tidak boleh dilakukan menjelang Asian Games di venue-venue yang akan digunakan sebagaimana halnya sterilisasi sudah diberlakukan di GBK Senayan dan Jawa Barat. Namun, Insya Allah Indonesia sudah sangat siap untuk menjadi tuan rumah Asian Games," dia menambahkan.

(mcy/fem)

Hide Ads