Setelah sempat bersikukuh menggelar Olimpiade 2020 Tokyo tepat waktu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mulai melunak. IOC akan memulai membahas penundaan.
IOC baru pada Selasa (17/3/2020) lalu menyatakan komitmennya untuk menggelar Olimpiade 2020 tepat waktu. Mereka meminta para atlet melanjutkan persiapan dan berkonsultasi dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) masing-masing negara.
Namun hal itu mengundang sorotan. Ketua Federasi Atletik Britania Raya Nic Coward menyebut situasi tak memungkinkan untuk para atlet melanjutkan persiapan, sebab sarana-sarana latihan saja ditutup karena virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada tekanan mental tersendiri untuk para atlet menatap Olimpiade di tengah ancaman virus yang juga dikenal dengan nama COVID-19 tersebut. Ia pun meminta Olimpiade 2020 ditunda.
IOC lantas merespons dengan pernyataan terbarunya, tertanggal 22 Maret 2020, bahwa mereka akan memulai perencanaan skenario baru untuk Olimpiade 2020. Dalam empat pekan ke depan, mereka akan berbicara dengan pihak-pihak penyelenggara terkait kemungkinan dilakukannya penundaan.
Dalam pernyataan itu juga, IOC menegaskan pembatalan tidak masuk dalam agenda pembicaraan.
"IOC, dengan koordinasi penuh dan kerja sama dengan Komite Penyelenggara Tokyo 2020, otoritas Jepang, dan Pemerintah Metropolitan Tokyo, akan memulai pembahasan mendetail untuk menuntaskan asesmen terkait perkembangan cepat situasi kesehatan dunia dan dampaknya ke Olimpiade, termasuk skenario penundaan," ungkap pernyataan IOC.
"IOC percaya diri bahwa pembahasan ini akan tuntas dalam empat pekan ke depan, dan sangat mengapresiasi solidaritas dan kerja sama dari para NOC (Komite Olimpiade Nasional) dan IF (Federasi Internasional), dalam mendukung para atlet dan rencana penyesuaian Olimpiade."
"Dewan Eksekutif IOC menekankan bahwa pembatalan dari Olimpiade Tokyo 2020 tidak akan menyelesaikan masalah apapun atau membantu siapapun. Oleh karena itu, pembatalan tidak ada dalam agenda pembahasan."
(raw/rin)