Diego Maradona dikenal dengan gol 'tangan Tuhan' yang ia buat di Piala Dunia 1986. Eks wasit asal Tunisia, Ali Bin Nasser, mengingat kembali momen bersejarah itu setelah sang legenda meninggal dunia.
Ali, sekarang berusia 76 tahun, merupakan wasit ditunjuk FIFA untuk memimpin laga perempatfinal Piala Dunia 1986 antara Argentina vs Inggris. Ia bertugas bersama dua hakim garis, Berny Ulloa Morera (Kosta Rika) dan Bogdan Dotchev (Bulgaria).
Di laga itu, ia mensahkan gol Maradona, yang akhirnya populer dengan sebutan 'gol tangan Tuhan'. Gol tersebut berawal dari sapuan pemain Inggris, Steve Hodge, yang tak sempurna di tepi kotak penalti dan mengarah ke gawang Inggris, yang dijaga Peter Shilton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shilton berusaha menjangkau bola, tapi Maradona lebih dulu menyambarnya dan terciptalah gol tersebut. Dari jauh, gol itu terlihat seperti sundulan dari Maradona, namun kenyataannya ia menggunakan tangan karena kepalanya tak mampu menggapainya.
Di masa itu, tak ada Video Assistant Referee (VAR) yang bisa digunakan wasit, sehingga sang pengadil hanya bisa berkonsultasi dengan kedua asistennya. Meski para pemain Inggris protes keras, namun gol tersebut tetap disahkan Ali.
"Saya tak melihat tangannya, tapi saat itu saya punya keraguan (gol sah atau tidak). Kalian bisa lihat tayangannya, saya mundur untuk meminta saran asisten saya, Dochev, dan saat dia bilang oke, saya pun mensahkan gol tersebut," kenang Ali kepada AFP, dikutip Metro.
"FIFA memberi saya nilai 9,4 untuk laga itu, saya melakukan yang saya bisa. Tapi memang ada kebingungan. Dochev kemudian mengindikasikan bahwa dia melihat dua tangan, dia tak tahu itu tangannya Shilton atau Maradona," jelasnya.
Pada 2015, atau 29 tahun setelah kejadian itu, Maradona sempat mengunjungi Tunisia untuk sebuah acara. Ia pun bertemu kembali dengan Ali, dan memberinya seragam Argentina bertuliskan 'untuk teman abadiku, Ali'. Ia pun mengenang momen itu.
![]() |
"Kami bersenang-senang. Saya katakan padanya bahwa hari itu, bukan Argentina yang menang, tapi dia, Maradona," sambung Ali.
"Dia seorang jenius, legenda sepakbola. Sebagai wasit, saya tak mengizinkan diri saya untuk mengedipkan mata barang sedetik pun saat mengikutinya, sebab dia mampu melakukan apa saja," tutupnya.
(adp/mrp)