Kapten Timnas Australia, Thomas Deng, mempunyai perjalanan panjang sebelum akhirnya bisa berlaga di Olimpiade Tokyo 2020. Dirinya dahulu pengungsi dari Afrika.
Australia mengawali langkah di Olimpiade Tokyo 2020 dengan sip. The Olyroos menang 2-0 atas Argentina. Dalam pertandingan di Sapporo Dome, Sapporo, Kamis (22/7/2021), Lachlan Wales dan Marco Tilio yang menjadi pencetak gol untuk Australia.
Thomas Deng ditunjuk oleh pelatih Australia, Graham Arnold, untuk menyandang ban kapten. Kinerjanya menggalang pertahanan Australia membuahkan hasil clean sheet saat melawan Argentina.
Tim Tango dicatat oleh situs resmi Olimpade mampu membukukan 12 tembakan. Ada sebanyak 5 tembakan Argentina mencapai sasaran, tapi tak membuahkan gol.
"Sungguh kebanggaan besar bisa mengenakan ban kapten dan baju hijau emas," kata Deng di situs Olimpiade.
"Dan anda tahu, tak ada batasnya. Anda tahu, bahwa itu menunjukkan bahwa anda harus percaya pada diri anda sendiri, dan selama anda bekerja keras, semuanya mungkin," kata dia menambahkan.
Deng lantas bercerita bagaimana dirinya dan keluarganya bisa menjadi warga negara Australia. Lahir di Nairobi, Kenya, Deng baru berusia 6 tahun saat keluarganya pergi dari konflik di Sudan dan mendapat status pengungsi di Australia.
Deng mengungsi bersama empat kakak laki-laki dan ibunya. Sementara ayahnya, yang berprofesi sebagai dokter, tinggal di Kenya. Setelah pindah ke Negeri Kanguru, Deng tak pernah bertemu lagi dengan ayahnya.
"Karier junior saya dasarnya di Adelide. Klub pertama saya di sana Adelaide Blue Eagles, lalu saya pindah ke Melbourne. Itu ketika saya bermain di Polonia selama dua musim dan akhirnya pinda ke Green Gully. Saya mempunyai pengalaman bagus di sana. Saya sangat menikmati itu," kata Deng lagi.
(cas/aff)