Sungguh Terlalu! Senegal Biarkan Mane Main Terus Usai Kepala Terbentur

ADVERTISEMENT

Sungguh Terlalu! Senegal Biarkan Mane Main Terus Usai Kepala Terbentur

Randy Prasatya - Sepakbola
Rabu, 26 Jan 2022 19:00 WIB
Jakarta -

Senegal terus membiarkan Sadio Mane main meski kepalanya sempat mengalami benturan di laga melawan Cape Verde. Asosiasi yang menangani cedera otak pun mengecam.

Senegal mampu mengalahkan Cape Verde 2-0 di Stade Omnisports de Bafoussam pada laga babak 16 besar Piala Afrika 2021, Selasa (26/1/2022) malam WIB. Singa Teranga ke perempatfinal berkat gol dari Sadio Mane di menit ke-63 dan Bamba Dieng di menit akhir babak kedua.

Sebelum mencetak gol, kepala Mane semat membentur keras ke lapangan setelah jatuh usai berduel udara dengan kiper Vozinha di menit ke-57. Alih-alih diganti, Mane malah melanjutkan permainan untuk selanjutnya mencetak gol.

Pemain winger milik Liverpool itu akhirnya harus digantikan Bamba Dieng pada menit ke-70. Mane selanjutnya dilarikan ke rumah sakit dan sang pemain lewat media sosial mengaku baik-baik saja.

Situasi tersebut bikin Headway, yang merupakan asosiasi cedera otak, kesal dengan Timnas Senegal. Tuduhan mementingkan kemenangan daripada keselamatan pemain tak terhindarkan.

"Itu adalah tabrakan yang mengerikan yang jelas membuat kedua pemain cukup kesakitan hingga gegar otak setidaknya dianggap sebagai kemungkinan," kata kepada eksekutif Headway, Luke Griggs, yang dikutip dari Independent.

"Pada saat itu, prinsipnya 'jika ragu, duduklah' seharusnya membuat Mane diganti. Kesan pemain yang ambruk dan harus mendapatkan pertolongan di lapangan setelah mencetak golnya akan memberi tahu Anda semua yang perlu Anda ketahui tentang dampak dan efeknya pada otaknya."

"Sekali lagi, keinginan untuk menang dipandang sebagai risiko serius bagi kesehatan pemain. Cukup mengejutkan bahwa ini terus terjadi."

"Ini sekarang merupakan ujian nyata bagi kepemimpinan Konfederasi Sepakbola Afrika dan badan pengatur sepakbola dunia FIFA - terutama jika Senegal menyatakan Mane fit untuk perempatfinal akhir pekan."

"Jika sepakbola ingin dianggap serius dalam hal gegar otak, itu hanya harus mengambil tindakan untuk menegakkan dan memperkuat protokolnya," tegasnya.

(ran/krs)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT