Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter mengaku menyesal memberikan jatah tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar. Namun ia mengaku bahwa kemenangan negara Timur Tengah itu dibantu oleh UEFA.
Penunjukan Qatar terjadi pada Desember 2010 dengan mengalahkan Amerika Serikat dalam putaran terakhir voting. Kandidat lain seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia sudah gugur lebih dulu sebelumnya.
Qatar unggul 14-8 atas AS dalam voting yang dilakukan 22 anggota komite eksekutif FIFA. Menurut pengakuan Blatter, empat dari 14 suara yang didapat Qatar merupakan pemberian UEFA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negaranya terlalu kecil. Sepakbola dan Piala Dunia jauh lebih besar. Namun berkat empat suara dari Platini dan timnya, Piala Dunia akhirnya digelar di Qatar ketimbang di AS. Itulah kebenarannya," ujar Blatter kepada harian Swiss, Tages Anzeiger.
Platini yang dimaksud Blatter adalah Michel Platini, eks pemain dan pelatih Prancis yang saat itu menjabat sebagai Presiden UEFA. Blatter lebih lanjut mengatakan bahwa Platini juga mendapat intervensi dari Presiden Prancis saat itu, Nicolas Sarkozy.
"Platini mengaku kepada saya dia diundang ke Elysee Palace, di mana Presiden Sarkozy makan siang bersama Putra Mahkota Qatar. Sarkozy bilang ke Platini: 'Lihat apa yang bisa kamu dan kolegamu di UEFA lakukan untuk Qatar ketika mereka mendapat jatah Piala Dunia.' Saya lalu bertanya kepadanya, 'Dan sekarang?'
Saat ditanya demikian, Blatter bilang Platini menjawab begini, "'Sepp, apa yang akan kau lakukan jika Presidenmu meminta sesuatu?' Saya bilang bahwa pertanyaan itu akan muncul untuk saya karena kami orang Swiss tidak punya presiden."
Platini pernah diperiksa pada 2019 terkait proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022. Saat itu ia mengaku bertemu Sarkozy namun membantah telah dipengaruhi oleh sang presiden. Kepada The Guardian pada 2013, Platini juga mengatakan bahwa Sarkozy tak pernah memintanya memilih Qatar. Sedangkan Sarkozy menolak berkomentar.
Banyak keterkaitan yang muncul terkait kerja sama antara Prancis dan Qatar saat itu, mulai dari pembelian Paris Saint-Germain oleh Qatar Sports Invesments, pembelian hak siar Liga Prancis oleh beIN Sports, hingga penjualan jet buatan Prancis kepada Qatar senilai 14,6 miliar Dolar.
(adp/krs)