Sebaik-baiknya Cara untuk Scaloni Buktikan Maradona Salah

Sebaik-baiknya Cara untuk Scaloni Buktikan Maradona Salah

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Minggu, 18 Des 2022 19:35 WIB
LUSAIL CITY, QATAR - DECEMBER 13: Lionel Scaloni, Head Coach of Argentina, looks on during the FIFA World Cup Qatar 2022 semi final match between Argentina and Croatia at Lusail Stadium on December 13, 2022 in Lusail City, Qatar. (Photo by Michael Regan - FIFA/FIFA via Getty Images)
Lionel Scaloni berpeluang mengakhiri puasa gelar Argentina di Piala Dunia. (Foto: FIFA via Getty Images/Michael Regan - FIFA)
Doha -

Lionel Scaloni memulai kariernya sebagai pelatih tim nasional Argentina dengan banyak rintangan. Ia diragukan, termasuk oleh sang maestro Diego Armando Maradona.

Perjalanan Scaloni sebagai pelatih timnas Argentina adalah kombinasi nasib baik dan lika-liku. Ia mulanya adalah asisten pelatih Jorge Sampaoli di Sevilla, yang kemudian dibawa serta ke timnas Argentina saat bosnya itu dipercaya menangani Lionel Messi dkk pada 2017.

Setelah kegagalan di Piala Dunia 2018 di Rusia, Sampaoli dipecat dan Scaloni ketiban rezeki, atau sebagian lain menyebutnya kesialan. Ia menjadi caretaker timnas Argentina bersama rekan kerjanya yakni Pablo Aimar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia awalnya ditugaskan memimpin Argentina untuk dua laga. Lalu diperpanjang dua laga lagi, dan diperpanjang kembali. Karena Federasi Sepakbola Argentina kesulitan mendapatkan pelatih tetap, pada akhirnya posisinya dipermanenkan.

Secara gengsi, melatih timnas Argentina niscaya membuat situasi ini semacam berkah buat Scaloni. Tapi di lain sisi, ia banyak dicibir.

ADVERTISEMENT

Ini tak lak lain karena mantan bek kanan itu belum pernah melatih sebelumnya dan cuma berpengalaman sebagai asisten. Sebagai pemain, pria yang pernah membela Deportivo La Coruna, Lazio, dan Atalanta itu juga hanya punya tujuh caps bersama timnas Argentina, bahkan cuma satu kali main di pertandingan Piala Dunia.

Maka tak heran kalau legenda Argentina Diego Armando Maradona mencak-mencak ketika tahu Scaloni ditunjuk sebagai pelatih. Termasuk kala Scaloni memutuskan tak memanggil Sergio Aguero ke timnas pada jeda internasional Maret 2019 silam.

"Bagaimana bisa Anda memberikan tim nasional ke Scaloni? Apakah kita semua gila?" cetus Maradona pada 2019 seperti dilansir Guardian. Maradona meninggal November 2020 karena sakit jantung.

Tapi Scaloni pelan-pelan membuktikan dirinya. Bukti sahih kemampuannya adalah membawa Argentina juara Copa America 2021, mengakhiri puasa gelar selama 28 tahun.

Pria 44 tahun itu lantas membawa Argentina melaju tak terkalahkan selama 36 pertandingan beruntun. Kini ia membawa La Albiceleste ke final Piala Dunia 2022 dan berpeluang memutus puasa mereka di ajang tersebut sejak 1986, dengan status pelatih termuda di turnamen ini (44 tahun).

Bahkan dengan perjalanannya sejauh ini, Scaloni sudah membuktikan dengan baik bahwa orang-orang yang dulu meragukannya, termasuk Maradona, salah. Namun gelar Piala Dunia 2022, yang bisa ia menangi jika mengalahkan Prancis pada final, Minggu (18/12/2022) malam WIB nanti, akan menjadi sebaik-baiknya jalan untuk menyanggah semua orang yang meragukannya dulu.

Sebab sanggahan niscaya tak akan menyinggung siapapun di Argentina, apalagi sang maestro Maradona. Sang legenda barangkali hanya akan tersenyum lebar di surga melihat Argentina-nya kembali juara Piala Dunia.




(raw/aff)

Hide Ads