Mulut Tajam Presiden Federasi Sepakbola Prancis

Mulut Tajam Presiden Federasi Sepakbola Prancis

Afif Farhan - Sepakbola
Senin, 09 Jan 2023 21:20 WIB
Soccer Football - FIFA World Cup Qatar 2022 - Semi Final - France v Morocco - Al Bayt Stadium, Al Khor, Qatar - December 14, 2022 FIFA president Gianni Infantino and President of the French Football Federation Noel Le Graet are seen during the match REUTERS/Peter Cziborra
Noel Le Graet (kanan) (Foto: REUTERS)

Omongan Noel Le Graet yang paling fatal adalah ketika mengomentari Neymar. Striker PSG itu mengaku mendapat kata-kata rasis dari lima pemain Marseille.

"Rasisme itu masih ada, masih ada. Saya ingin sekali meninjunya. Ini sudah cukup, semua orang sudah bertindak," ujar Neymar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diwawancarai stasiun televisi Prancis, BFM, Noel Le Graet malah bilang kalau pemain kulit hitam diberi tepuk tangan saat mencetak gol. Itu malah bikin kuping orang-orang makin panas!

"Rasisme di Prancis, mungkin ada di beberapa pertandingan tapi kurang dari satu persen," katanya.

ADVERTISEMENT

"Ketika seorang pemain kulit hitam, maafkan saya, saat dia mencetak gol maka seluruh penonton berdiri dan menyelamatinya. Jadi sebenarnya, mungkin fenomena rasisme di dalam olahraga itu hanya tinggal sedikit," tambahnya.

PSG's Neymar argues with Marseille's Alvaro, left, during the French League One soccer match between Paris Saint-Germain and Marseille at the Parc des Princes in Paris, France, Sunday, Sept.13, 2020. (AP Photo/Michel Euler)Ribut-ribut Neymar kontra para pemain Marseille karena rasisme (Foto: AP/Michel Euler)

Komentar itu menjadi polemik. Data soal satu persen yang diucapkan Noel Le Graet jadi pertanyaan. FFF ambil langah seribu untuk meluruskan.

"Data satu persen itu terjadi di sepakbola level amatir. Presiden kami tidak mengabaikan adanya rasisme di sepakbola dan dia telau berjuang melawan rasisme sepanjang hidupnya," tulis pernyataan FFF.

"Tidak ada olahraga yang seperti sepakbola, yang menyatukan keberagaman dan integrasi. Mungkin sekarang sudah lebih sedikit masalah itu (rasisme-red), karena sepakbola menyatukan orang-orang. Itulah yang presiden kami maksud," sambungnya.

Desakan Noel Le Graet untuk mundur sudah menggema. Apalagi, Noel juga sudah berusia uzur dan sudah saatnya sepakbola Prancis bertransformasi lebih baik, dari sisi kompetisi liga dan prestasi timnas.

"Jika kesehatan saya stabil, maka saya akan baik-baik saja. Saya sangat bagus dalam pekerjaan saya dan semua orang menyukai saya. Saya beruntung diapresiasi," katanya baru-baru ini ketika ditanya apakah dirinya akan mundur terkait desakan di mana- mana.


(aff/krs)

Hide Ads