5 Poin Skandal Naturalisasi Malaysia

5 Poin Skandal Naturalisasi Malaysia

Afif Farhan - Sepakbola
Rabu, 08 Okt 2025 05:00 WIB
Matchday kedua Grup F kualifikasi Piala Asia mempertemukan Malaysia vs Vietnam. Pertandingan digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Kamis (10/6/2025) malam WIB.
Foto: Twitter @malaysia_nt
Jakarta -

Skandal naturalisasi Malaysia jadi perhatian dunia. FIFA sudah berikan sanksi, Malaysia masih bisa ajukan banding. Tapi integritas Harimau Malaya, jadi tercoreng!

Sejak 26 September, FIFA memberikan sanksi ke asosiasi sepakbola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain terkait naturalisasi palsu. Ketujuh pemain itu adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Senin (6/10) malam, FIFA buka-bukan laporan investigasi kepada skandal naturalisasi Malaysia tersebut. FAM mengklaim kalau ketujuh pemain itu punya darah keturunan Malaysia karena kakek/nenek mereka lahir di Malaysia, tapi temuan FIFA di lapangan malah sebaliknya. Tidak ada kakek-/nenek dari tujuh pemain itu yang lahir di Malaysia!

ADVERTISEMENT

Berikut 5 poin dari skandal naturalisasi Malaysia

1. Aduan sejak 11 Juni

Ada aduan masuk ke FIFA per 11 Juni kemarin. Sehari sebelumnya, Timnas Malaysia menang 4-0 atas Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027 dan dua pemain naturalisasinya bikin gol.

"Pada tanggal 11 Juni 2025, FIFA menerima pengaduan mengenai kelayakan pemain Gabriel Felipe Arrocha, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Secara khusus pelapor mengajukan 'pengaduan resmi mengenai alasan untuk meyakini bahwa pemain kelahiran luar negeri tertentu tidak memenuhi syarat untuk mewakili Tim Nasional Sepak Bola Malaysia'," tulis pernyataan FIFA.

"Kedatangan mereka di Malaysia dan dimulainya bermain untuk klub lokal terjadi relatif baru-baru ini. Proses naturalisasi dan debut internasional mereka berlangsung dalam jangka waktu yang dipertanyakan, sehingga menimbulkan pertanyaan penting tentang validitas proses ini," tulis pengaduan tersebut.

FIFA tidak memberitahu siapa pengadunya. Namun setelah aduan itu masuk, FIFA lakukan investigasi dan skandal naturalisasi di Timnas Malaysia mulai terkuak!

2. FAM tak bisa tunjukkan dokumen asli

Dalam laporan 'Notification of the Grounds of the Decision' yang berisikan 19 halaman, FIFA merinci skandal naturalisasi yang dilakukan Malaysia. FIFA menggarisbawahi soal dokumen asli kakek/nenek ketujuh pemain naturalisasi tersebut.

Nyatanya, dokumen yang diajukan FAM dari Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) dan Kementerian Dalam Negeri (KDN) merupakan dokumen skunder. Data pemain naturalisasinya didapat dari pihak agensi luar. Hal itu membuat Komite Disiplin FIFA mengklaim FAM tidak becus mengurus kelayakan dokumen pemainnya.

"Komite tidak memiliki keraguan sedikit pun, dan bertentangan dengan pernyataan Termohon (FAM). Faktanya, FIFA dapat memperoleh dokumen asli yang relevan," tulis pernyataannya.

"Lebih lanjut, pengakuan FAM sendiri bahwa mereka dihubungi oleh lembaga eksternal mengenai warisan para pemain namun gagal memverifikasi secara independen keaslian dokumentasi tersebut, semakin menyoroti kurangnya kehati-hatian yang memadai,"

"Selain itu, Komite berpandangan bahwa berdasarkan dokumentasi yang ada, penggunaan dokumen palsu atau yang dipalsukan bukan sekadar formalitas, melainkan merupakan faktor penentu kelayakan para pemain,"

"Faktanya, Komite menggarisbawahi dampak pemalsuan tersebut sangat parah dan lebih dari sekadar masalah teknis seperti yang coba digambarkan oleh Termohon," tutup pernyataannya.

(Halaman selanjutnya)

3. FAM dan 7 pemain naturalisasi dihukum

Pada 26 September lalu, FIFA sudah memberikan sanksi kepada FAM. Ada nominal denda yang harus dibayar oleh FAM sebesar 350 ribu Swiss Franc atau setara Rp 7,3 miliar. Para pemainnya didenda 2.000 Siwss Franc atau setara Rp 41 juta.

Ketujuh pemain itu juga kena larangan beraktivitas di dunia sepakbola selama 12 bulan alias setahun!

"Sanksi yang dijatuhkan tidak soal pelanggaran, tetapi juga berfungsi sebagai tindakan pencegahan dan edukasi yang kuat bagi para pemain yang terlibat dan komunitas sepak bola yang lebih luas. Ini menegaskan kembali sikap tanpa toleransi FIFA terhadap perilaku curang," tulis pernyataannya.

"Komite menggarisbawahi bahwa menyajikan dokumen palsu dengan tujuan mendapatkan kelayakan untuk bermain bagi tim nasional merupakan, murni dan sederhana, suatu bentuk kecurangan, yang sama sekali tidak dapat ditoleransi. Perilaku semacam itu mengikis kepercayaan terhadap keadilan kompetisi dan membahayakan esensi sepak bola sebagai aktivitas yang didasarkan pada kejujuran dan transparansi,"

4. FAM bisa ajukan banding

FAM kini bisa ajukan banding sampai tiga hari mendatang ke Komite Banding FIFA, sejak laporan FIFA itu dirilis per Senin (6/10) serta lima hari setelahnya untuk menyerahkan berkas banding lengkap. FAM pun dinilai menyiapkan langkah ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Sebelumnya, pihak FAM mengaku cuma ada masalah di persoalan teknis ketika mengajukan dokumen. Tapi, FIFA langsung menepis hal itu.

"Faktanya, Komite menggarisbawahi dampak pemalsuan tersebut sangat parah dan lebih dari sekadar masalah teknis seperti yang coba digambarkan oleh Termohon," tutup pernyataannya.

Selain itu, hasil laga kemenangan Malaysia atas Vietnam 4-0 bisa saja dianulir. FIFA memberikan tanggung jawab untuk keputusan laga tersebut kepada AFC.

5. Isu nasional di Malaysia

Anggota Parlemen Kampar, Chong Zhemin telah mengajukan mosi kepada Dewan Rakyat. Dia menyerukan agar skandal naturalisasi ini diusut tuntas!

"Ada kemungkinan pelanggaran hukum yang melibatkan pemalsuan dokumen resmi, yang memerlukan penyelidikan menyeluruh dan tindakan cepat dari pihak berwenang. Oleh karena itu, masalah ini jelas merupakan masalah kepentingan publik yang mendesak," ujarnya.

Chong melanjutkan, pemerintah Malaysia harus mempertimbangkan audit komprehensif atas semua naturalisasi atlet dan pedoman serta prosedur verifikasi yang lebih ketat. Itu termasuk pemeriksaan silang dengan catatan asli asing sebelum konfirmasi kelayakan ke badan olahraga internasional.

Warga Malaysia pun kecewa dengan skandal naturalisasi palsu tersebut. Apalagi, Harimau Malaya masih mengarungi Kualifikasi Piala Asia 2027.

Halaman 3 dari 2
(aff/raw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads