Sergio Ramos begitu dibenci lawan-lawan Real Madrid karena keras nan kasar permainannya. Namun justru, dari situlah kita bisa mencintainya.
Judul artikel ini merujuk pada lagu band favorit saya, Naif yang berjudul 'Benci untuk Mencinta'. Rasa-rasanya bagi saya yang bukan fans Real Madrid, justru kok bisa mencintai seorang Sergio Ramos.
Oh betapa ku saat ini
Ku benci untuk mencinta
Mencintaimu
Bagi fans Real Madrid, tidak berlebihan menyebut Sergio Ramos sebagai seorang legenda. 16 Musim adalah waktu yang tidak sebentar bagi dirinya berseragam putih-putih.
Ramos dulunya cuma seorang bocah. Bocah berusia 19 tahun yang mencuri panggung kala dibeli Real Madrid dari Sevilla di tahun 2005.
Real Madrid harus merogoh kocek dalam-dalam, seharga 27 juta Euro. Harga yang cukup mahal dan jadi perjudian besar kala itu yang juga diakui presiden klub, Florentino Perez.
"Ketika itu adalah momen sulit untuk merekrutnya. Tapi, kami yakin, kamu akan menandakan sebuah era," kata Perez ketika sesi jumpa pers perpisahan Ramos pada Kamis (17/6).
![]() |
Dan benar saja, Sergio Ramos menjadikan dirinya sebuah era. Sebuah era kejayaan yang penuh catatan-catatan menawan.
Ramos memulainya dengan memakai nomor punggung 4, nomor punggung seorang legenda Real Madrid, Fernando Hierro. Ramos langsung start dengan tanggung jawab besar.
Seiring berjalan waktu, Ramos justru membuktikan dirinya pantas menjadi legenda. Ramos menjelma dari bek sayap kanan ke bek tengah nan perkasa.
Malah, Ramos turut tokcer dalam urusan menjebol gawang lawan. 101 Gol dicetaknya di seluruh ajang. Ratusan gol untuk seorang bek tengah, memang sakti mandraguna.
![]() |
|
Sergio Ramos sudah mempersembahkan 21 gelar juara, beberapa di antaranya lima kali juara Liga Spanyol dan empat kali juara Liga Champions.
Ramos memang bek kelas wahid. Di level timnas saja untuk Spanyol, trofi Piala Dunia dan Piala Eropa sudah diraihnya. Wow.
![]() |
Membenci Sergio Ramos
Seperti saya sebutkan di atas, saya bukanlah fans Real Madrid. Saya justru begitu membenci Sergio Ramos kalau melihat dia bermain.
Ramos sangat keras permainannya. Dirinya seperti tidak punya hati kala menerjang kaki-kaki lawan.
Lihatlah ketika Ramos menyapu kaki Lionel Messi dilanjutkan mendorong wajah Puyol dan lain sebagainya. Cukup banyak, khususnya cuplikan Ramos di Youtube yang begitu beringas saat momen El Clasico.
Ramos pun bukan cuma keras dan kasar kalau cuma lawan Barcelona doang. Pun ketika lawan tim-tim lain di laga besar, Ramos juga dinilai tak segan-segan mencederai lawan.
Nggak percaya? Tanya saja ke fans Liverpool. Pasti terus segar di pikiran mereka, ketika Ramos membanting Mohamed Salah di final Liga Champions tahun 2018. Salah sampai cedera dislokasi bahu.
Salah akhirnya tak bisa melanjutkan laga dan sampai menangis. Pada prosesnya, Real Madrid menang dengan skor 3-1.
Kan... Fans Liverpool yang ingat-ingat lagi kejadian itu jadi panas lagi. Ngaku saja.
![]() |
Tahukah kamu, Sergio Ramos menjadi salah satu pesepakbola dalam sejarah yang 'hobi' mengoleksi kartu merah. 26 Kartu merah dikoleksinya selama di Real Madrid.
Maka tak heran, kalau lawan-lawan Madrid begitu membenci Sergio Ramos. Ya, Ramos main tinju atau MMA sajalah dibanding main bola.
|
Namun justru, permainan keras menjurus kasarnya Sergio Ramos menjadi bukti. Bahwa, dia siap menumpahkan darah dan segalanya buat Real Madrid.
Ramos siap berjibaku di lapangan dan menghalalkan segala cara untuk menang. Sebab tidak lain tidak bukan, kebanggaan terbesarnya adalah membawa Madrid juara.
Ramos memang bukan tipe kapten seperti Fernando Hierro, Iker Casillas, Carles Puyol, Paolo Maldini, hingga Javier Zanetti. Mereka juga kapten yang tangguh, namun tetap mendapat respek besar dari lawan karena sikap-sikap terpuji di lapangan.
Ramos lebih mirip-mirip seperti Roy Keane, kapten MU dulu yang gahar sama lawan. Mau siapa saja lawannya dari negara mana saja, semua disikat habis tanpa ampun.
![]() |
"Kamu (Sergio Ramos-red) memiliki keinginan besar untuk menghadapi dunia, kamu adalah pemain Spanyol pertama yang saya rekrut, seorang anak dari Camas dengan keinginan besar. Kami yakin, kamu akan menandakan sebuah era," kata Presiden Real Madrid, Florentino Perez.
"16 Tahun berlalu, kamu sudah tercatat dalam sejarah Real Madrid. Dulu kamu cuma bocah, kini saya bangga dengan apa yang sudah kamu capai. Kamu adalah legenda terhebat buat Real Madrid," sambungnya.
Jelas, saya benci sama Sergio Ramos. Tapi entah mengapa, kok saya malah ikut-ikutan sedih saat dirinya meninggalkan Real Madrid.
Apakah itu artinya saya sudah mencintainya?
Dan aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu
Yang ku tahu pasti
Ku benci untuk mencintaimu
![]() |