Jakarta -
Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso gemar memelihara burung. Bagi Aji, hobi ini mirip-mirip seperti berburu pemain muda berkualitas.
Ada kepuasan tersendiri kala burung yang dirawatnya bisa tumbuh menjadi burung berkualitas. Indikator Aji simpel, burung berkualitas itu dinilai dari suara kicauannya.
Meski sederhana, dibutuhkan pengamatan akurat untuk bisa mendapatkan bibit burung berkualitas. Aji kerap terjun langsung ke pasar atau mencari informasi dari para rekan dengan hobi sejenis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi pelatih asal Malang, hobi ini tak jauh beda dengan pekerjaannya sebagai pelatih sepakbola. Keberhasilan mendapatkan pemain muda berkualitas yang bisa menjadi andalan klub dalam waktu panjang akan menjadi kebanggaan tersendiri. Saddil Ramdani merupakan salah satu contoh hasil binaan Aji.
"Ketika saya menemukan pemain muda bakat dan belum punya pengalaman, itu membuat saya senang. Saya merasa puas ketika mereka menjadi pemain top, itu sama dengan memelihara burung," kata Aji, dikutip dari laman resmi Persebaya.
"Menjadi kepuasan tersendiri ketika menemukan burung yang berbakat bagus dan bisa menjadikannya burung berkualitas. Ini sama seperti filosofi saya sebagai pelatih," ujarnya menambahkan.
Banyak jenis burung yang dipelihara baik dari dalam dan luar negeri. Salah satu jenisnya, burung murai, pernah disertakan Aji dalam kejuaraan dan lumayan mendapatkan hasil bagus.
"Pernah ikut dalam sebuah kejuaraan di Malang, burung murai saya berhasil menempati peringkat empat. Hasil yang bagus mengingat lawannya adalah burung-burung bagus dan mahal. Sedangkan burung saya ini sudah saya rawat sejak anakan," kata eks pelatih Arema FC.
Ada 20 lebih kandang burung di rumah pelatih berusia 50 tahun itu. Wajar, hobi ini sudah dimulainya sejak masih aktif sebagai pemain.
Selain hobi, bahkan Aji pernah telaten menjadi peternak. Namun ia sudah berhenti karena ingin fokus ke pekerjaan utamanya.
"Saya punya empat burung murai batu, cucak cungkok ada tiga ekor ini asli dari Tiongkok. Burung sikatan londo yang dari Eropa pun saya punya satu ekor. Burung cililin ada dua ekor. Serta beberapa burung kenari," ucapnya.
"Sekarang hanya tinggal beberapa pasang saja. Sebab saya sendiri fokus 100 persen ke sepak bola. Saya khawatir tak bisa konsentrasi ke burung. Jadi untuk sementara ini tak lagi jadi peternak, hanya pehobi," ungkap Aji.
Terakhir, praktik menjual burung peliharaan yang dirawat Aji sejak kecil juga pernah dilakukannya. Untung besar pun ia dapatkan dari menjual burung peliharaannya.
"Burung saya pernah laku Rp 50 juta. Itu termasuk murah. Ada seekor burung murai yang harganya Rp 3 miliar. Punya orang Bandung," ucapnya menutup cerita.