Pierre-Emerick Aubameyang sedang terbaring sakit. Penyerang Arsenal itu menderita malaria.
Aubameyang mengumumkannya lewat instagram pada Jumat (16/4/2021) dini hari WIB. Ia menderita penyakit tersebut saat ia sedang menjalankan tugas negara bersama Timnas Gabon pada Maret lalu.
Ia mencetak satu gol saat Gabon mengalahkan Republik Demokratik Kongo 3-0 di Kualifikasi Piala Afrika pada 25 Maret, namun absen saat dikalahkan Angola 0-2 empat hari setelahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aubameyang lalu kembali ke London dan tampil membela Arsenal, yakni menghadapi Liverpool (3 April) di Liga Inggris dan Slavia Praha di leg pertama delapan besar Liga Europa (8 April).
Setelah itu, ia absen, termasuk saat Arsenal menghajar Slavia Praha 4-0 di leg kedua pada Jumat (16/4) dini hari WIB. Setelah dideteksi menderita malaria, Aubameyang sempat dirawat di rumah sakit.
Namun sekarang pemain 31 tahun itu sudah beristirahat di rumah, seperti yang diungkapkan manajer Arsenal, Mikel Arteta.
"Kami sudah bicara dengannya. Dia di rumah, baik-baik saja saat ini. Dia dirawat dua hari di rumah sakit untuk mendapat perawatan, namun sekarang sudah membaik," kata Arteta seusai laga melawan Slavia Praha, dikutip situs resmi klub.
"Kita akan lihat nanti bagaimana pemulihannya. Kayaknya dia butuh waktu beberapa hari. Dia ingin segera berlatih lagi, dia bilang begitu ke saya."
Baca juga: Arsenal Senang Banget |
Arteta menjelaskan Aubameyang pertama kali merasakan gejala malaria pada pekan lalu, jelang laga melawan Sheffield United di Liga Inggris (11 April). Awalnya Aubameyang merasa tak enak badan, dan setelah menjalani beberapa tes, barulah diketahui penyakit yang diderita eks pemain Borussia Dortmund itu.
"Sewaktu dia tak tampil melawan Sheffield, dua hari sebelumnya dia tak enak badan, tapi tak ada yang mengira dia sakit apa. Dokter melakukan tes lebih lanjut dan saat itulah baru diketahui apa penyakitnya," jelas entrenador asal Spanyol itu.
Malaria sendiri disebabkan gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit, dan biasa terjadi di negara tropis. Menurut laporan WHO pada 2019, 93 persen kasus malaria terjadi di benua Afrika.