Kegetiran Rashford di Penerimaan Gelar Doktor Kehormatan

Striker Manchester United, Marcus Rashford, menerima gelar doktor kehormatan atau honorary doctorate dari University of Manchester. Ada rasa getir pada penerimaan gelar itu.

University of Manchester sebetulnya sudah mengumumkan gelar tersebut bakal diberikan kepada Rashford sejak tahun lalu. Seremoni harus tertunda karena wabah virus Corona dan baru terlaksana pada Kamis (7/10/2021) waktu setempat.

Doktor kehormatan diberikan kepada mereka yang telah memberikan kontribusi pada bidang tertentu atau lebih umum sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan sumbangan besar untuk masyarakat atau institusi.

Rashford diganjar penghargaan tertinggi oleh University of Manchester berkat kampanye melawan kemiskinan dan kelaparan bagi anak-anak di Inggris dan prestasi di dalam lapangan.

Rashford, yang berusia 23 tahun, menjadi penerima gelar doktor kehormatan termuda dalam sejarah University of Manchester. Rashford kini bergabung dengan sesama legenda Manchester United, Sir Alex Ferguson dan Sir Bobby Charlton, yang juga pernah mendapat penghargaan dari Universitas tersebut di masa lalu.

Alex Ferguson turut hadir bersama rekannya dan keluarga Rashford untuk menyaksikan pemberian gelar dari Presiden dan Wakil Rektor Universitas Manchester, Profesor Dame Nancy Rothwell.

"Berada di sini di hadapan orang hebat seperti Sir Alex, dan mereka yang telah memainkan peran besar dalam perjalanan saya untuk berada di tempat saya hari ini adalah istimewa," kata Rashford seperti dikutip dari situs resmi Man United.

"Saya di sini untuk menerima gelar Doktor Kehormatan untuk pekerjaan saya memberantas kemiskinan bagi anak-anak. Kemarin, jutaan keluarga di seluruh Inggris kehilangan garis hidup dan sarana untuk tetap bertahan. Sebuah hal yang membuat kemiskinan anak meningkat menjadi 1 dari 3 anak. Karena itu, hari ini terasa pahit."

"Sudah saatnya para perwakilan turun ke komunitas seperti saya. Sudah saatnya mereka melihat secara langsung tingkat perjuangan yang sebenarnya. COVID-19 tidak bisa lagi dijadikan alasan," tegasnya.