Perebutan pemain ini berawal dari Tarkpor yang mendapat uang muka dari Persitara di bursa transfer lalu, di mana menurut Tarkpor uang itu dipinjamkan oleh manajemen tim tersebut untuk ia pulang ke kampung halamannya, Liberia.
Sekembalinya ke Indonesia, Tarkpor malah mengikat kontrak dengan Persebaya. Persitara pun meradang dan mengadukan hal ini ke PT Liga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara yuridis (hukum) Tarkpor itu milik Persebaya karena ia sudah mengikat kontrak dengan kami. Kami cukup dirugikan karena tak bisa memainkannya," sesal Ketua Harian Persebaya, Cholid Goromah, di kantor PT Liga, Kuningan, Jakarta, Jumat (16/10/2009) siang WIB.
Maka itu, Persebaya pun mengusahakan betul agar si gelandang lincah itu bisa bermain bagi 'Bajul Ijo' dengan mengupayakan mediasi antara Tarkpor dengan Persitara. Batas pendaftaran pemain adalah 30 Oktober.
"Tarkpor memang masih ada masalah dengan Persitara dan apapun yang diinginkan Persitara kami siap membantu agar Tarkpor bisa bermain di Persebaya. Kami ingin menyelesaikannya secara kekeluargaan," ujar Cholid.
Sementara itu, ketua eksekutif PT Liga Indonesia, Joko Driyono, mengatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki perihal Persitara memberi uang kepada Tarkpor, serta menunggu solusi yang akan tercipta dari ketiga pihak itu.
"Kami sedang menelaah masalah ini. Semua bisa diselesaikan dan Tarkpor bisa disahkan sebagai pemain dari salah satu klub itu jika ketiga pihak bisa membuat surat persetujuan untuk solusi dari masalah itu," tuturnya.
(a2s/din)