Laga Persipura versus Arema di Stadion Mandala yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan tim tuan rumah diwarnai kericuhan pada menit-menit akhir pertandingan. Kericuhan antarpemain dan ofisial tersebut membuat pertandingan terhenti sekitar delapan menit. Insiden di atas lapangan ini kemudian menyulut emosi penonton yang langsung melempari para pemain dengan botol minuman.
Kejadian bermula pada menit ke-82 saat gelandang Persipura, Ruben Sanadi, mendapatkan bola. Gelandang Arema, Dendy Santoso, berniat untuk merebut bola tersebut, namun kakinya justru menginjak kaki Ruben. Bola kemudian meninggalkan lapangan dan keduanya terlihat jalan beriringan seraya saling berbalas dorongan. Ruben kemudian terlihat mendorong kepala Dendy lebih dulu.
Tiba-tiba, Dendy balas memukul wajah Ruben. Ruben yang tidak terima kemudian membalas dengan pukulan juga.
Melihat kondisi tersebut, pemain Persipura, Dominggus Fakdawer, mengejar keduanya dan saat itu juga Kurnia Meiga ikut berlari. Meiga berniat untuk menjauhkan Fakdawer dari Dendi, tapi malah menjatuhkan Fakdawer dengan sebuah dorongan.
Meiga kemudian dipisahkan dari pemain-pemain Persipura lainnya oleh kapten Persipura, Boaz Solossa. Saat Boaz berusaha melerai Meiga, sang kiper malah mendapatkan pukulan dan cekikan dari salah seorang ofisial tim Persipura. Kejadian ini tertangkap jelas oleh kamera televisi.
Situasi itu membuat para pemain lainnya ricuh. Ada yang melerai, tetapi ada juga yang malah ingin memukul pemain lain. Melihat situasi itu para penonton malah ikut memanas dengan melempari botol-botol minuman ke lapangan di mana pemain sedang ribut.
Bahkan sampai ada penonton yang masuk ke tengah lapangan mengejar para pemain, namun dengan kesigapan pihak pengamanan para penonton tidak ada yang kontak fisik antara penonton dengan pemain.
Akibat kejadian ini, Ruben dan Dendy diganjar kartu merah oleh wasit Najamudin Aspiran. Sedangkan Kurnia diganjar kartu kuning.
Insiden di atas membuat kubu Arema tak terima dan merasa dirugikan. Mereka pun mengirimkan surat protes kepada PSSI.
"Ada empat poin di dalam surat protes. Perihal semua yang terekam saat insiden berlangsung," ungkap juru bicara Arema, Sudarmadji, kepada detikSport, Kamis (23/10/2014).
Poin pertama adalah ulah oknum ofisial Persipura yang mencekik Meiga. Arema memandang perbuatan itu dapat mengancam keselamatan pemain.
"Kejadian di menit-menit akhir, sangat membahayakan jiwa pemain kami, Kurnia Mega," ujar Sudarmadji.
Keberatan kedua, lanjut Sudarmadji, panpel dianggap tidak bisa memberi kenyamanan kepada tim tamu. Padahal, mengacu pada manual liga, panpel harus benar-benar siap sebelum hingga sesudah pertandingan.
"Selanjutnya adalah tindakan wasit yang tidak fair serta keempat adalah pelemparan suporter ke arah lapangan dengan botol logam," sambungnya.
Khusus untuk wasit, Arema memberikan rapor merah. Karena dari beberapa keputusan kontroversial pengadil di lapangan hijau pertandingan menjadi berjalan keras dan kasar.
"Pertandingan kasar karena wasit tak tegas," tandas Sudarmadji.
Dalam surat protes juga disertakan keterangan dari saksi mata kejadian yang tak lain dari kubu Arema sendiri. Rekaman video dan foto ikut menjadi bahan pelengkap keberatan untuk mendapatkan keadilan.
(mfi/cas)