Semasa masih bermain dulu, salah satu pencapaian apik Saelan adalah ketika memperkuat timnas di Olimpiade Melbourne. Ia tampil luar biasa mengawal gawang 'Merah Putih' yang mengimbangi tanpa gol Uni Soviet--salah satu tim terkuat dunia pada saat itu.
Saat ini pria kelahiran 8 Agustus 1928 tersebut sudah terbaring selama sekitar satu pekan di ranjang Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta. Akibat gangguan pada paru-paru, Saelan bahkan sempat masuk ruang ICU.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca juga: K-85 Ancam Boikot Jika Kongres PSSI di Makassar]
[Baca juga: Soal Lokasi Kongres, PSSI Masih Komunikasi dengan Kemenpora]
Kondisi Saelan sendiri tak lepas dari perhatian Moeldoko, mantan Panglima TNI yang saat ini maju menjadi salah satu calon ketum PSSI. Ia pun menyempatkan diri menjenguk Saelan, walaupun menegaskan tindakannya itu bukan karena ingin mencari simpati publik.
"Beliau adalah salah satu pahlawan Indonesia. Jasa-jasanya sudah tak terhitung. Di lapangan hijau, dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dilahirkan negara ini," ujar Moeldoko usai menjenguk.
"Saya bukan mencari simpati karena menjadi calon Ketum PSSI. Kalau beliau sakitnya setelah kongres, saya juga tetap akan menjenguknya. Bagi saya, kemanusiaan itu di atas segalanya," tuturnya.
Mengutip pernyataan anak keempat Saelan, Asha Saelan, Moeldoko juga mengatakan bahwa pria 88 tahun itu masih terus setia memantau sepakbola Indonesia khususnya timnas kendatipun kondisinya sedang sakit.
"Beliau masih sering memantau perkembangan timnas dan sangat mencintai sepakbola," sebut Moeldoko.
Dalam aktivitasnya dulu, Saelan juga dikenal sebagai salah seorang pejuang kemerdekaan. Ia merupakan salah satu sosok di Tanah Air yang pernah aktif bergelut di dunia sepakbola dan juga barak tentara.
[Baca juga: Maulwi Saelan, RD, dan Ravi: Tangkas di Lapangan, Disiplin di Barak]
(ads/krs)