Arema FC sedang menjadi sorotan setelah adanya pengakuan dari seorang pengadil lapangan di program Mata Najwa PSSI Bisa Apa? Jilid 4 yang tayang Rabu (24/2). Dia menyebut salah satu anggota Komite Eksekutif (exco) PSSI berinisial IB turut menyuap wasit untuk memenangi laga. IB disebut memiliki rumah di Malang, Jawa Timur.
Posisi dan inisial itu diduga sosok yang sama dengan mantan petinggi Arema. Manajemen klub berjuluk Singo Edan tersebut bereaksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tudingan itu bagi saya masih sebatas di televisi, masih disiarkan, mari terapkan dulu asas praduga tidak bersalah. Karena, negara kita ini adalah negara hukum," ujar Agoes saat dihubungi pewarta, Jumat (22/2/2019).
"Jangan sampai menuduh karena ada informasi seperti itu. Akhirnya, nanti tidak sadar, sportivitas menjadi korban," dia menambahka.
Meski berita-berita tentang pengaturan skor cukup merugikan, namun Agoes meminta manajemen Arema FC jangan terpancing dan fokus terhadap persiapan menuju turnamen Piala Presiden, Piala Indonesia, dan Liga 1 2019.
"Saya sampaikan kepada manajemen, cobalah konsentrasi dengan program ke depan. Selain Piala Indonesia, Arema masih harus mempersiapkan diri di ajang Piala Presiden ini. Arema harus jadi tuan rumah baik," kata Agoes.
"Mata dan telinga kami sekarang Aremania. Sekarang fokus kami dari menajemen adalah menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Arema bukan hanya salam satu jiwa saja, salam satu jiwa ini harus bisa dirasakan masyarakat semua," terang dia.
"Kami tidak ingin slogan itu kotor oleh tudingan, kepentingan-kepentingan sesaat sehingga nanti membawa sepakbola itu ke ranah ke manamana," ujar dia.
Baca juga: Menjamu Persib, Arema FC Takkan Main Aman |
Saat ini, Satgas Anti Mafia Bola menetapkan 15 tersangka. Dari 15 tersangka itu, hanya satu petinggi klub. Yakni, Vigit Waluyo, penanggung jawab PS Mojokerto Putra.
(ads/fem)