Selain menjadi markas Persikab, stadion berkapasitas 12 ribu penonton ini pernah menjadi saksi bisu turnamen segitiga yang melibatkan Persib Bandung, Persija Jakarta dan PSIM Yogyakarta pada 1974. Pemain Timnas Argentina (1973-1982), Mario Kempes, juga pernah menjejak lapangan stadion seluas 2,3 hektare ini.
Itu dulu. Kini, Stadion Sangkuriang tak bisa lagi dibanggakan oleh masyarakat Kota Cimahi. Stadion itu terbengkalai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, sejatinya masih ada klub yang bermarkas di stadion itu. Ya, Stadion Sangkuriang menjadi homebase PSKC Cimahi yang bertarung di Liga III Regional Jawa Barat.
"Lapangannya sangat becek kalau hujan, kubangan airnya luas sekali di tengah lapangan. Kalau musim kemarau, debunya parah sekali. Rumputnya juga sedikit," kata Ferry (26) warga setempat.
![]() |
Di bagian belakang stadion dijadikan tempat membuang sampah dan berangkal oleh warga sekitar. Pintu dan benteng pembatas stadion dan rumah warga, pasalnya sebagian sudah jebol.
"Mudah-mudahan bisa segera diperbaiki," katanya.
Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Cimahi, Budi Raharja, mengatakan saat ini mereka tengah menggodok teknis pengelolaan Stadion Sangkuriang setelah dipindahkelolakan dari KONI.
"Kalau dulu oleh KONI memang dipungut biaya kalau mau pinjam GOR dan Stadion. Kita jajaki dulu, karena kalau mau dipungut biaya lagi mesti ada dasarnya," katanya.
Agenda terdekat Dispudparpora melakukan pemeliharaan dan bersih-bersih area sekitar GOR dan Stadion Sangkuriang termasuk bagian dalamnya. Tapi, untuk revitalisasi, mereka belum bisa memastikan karena pengajuan bantuan ditolak oleh Pemprov Jabar.
"Di dinas enggak ada anggaran pemeliharaannya, kalaupun ada sangat terbatas paling buat bayar air dan pengecatan saja. Jadi akhir Desember kita ajak warga untuk bersih-bersih, minimal Gornya
"Surat peminjaman nanti dikirimnya ke dinas bukan ke KONI lagi. Untuk biaya belum ditentukan," ujarnya.
"Kita akan mencoba mengajukan kembali," dia menambahkan.
(fem/fem)