Tim anda dapat tiket AFC Cup karena menjadi runner-up turnamen (Copa Paulino Alcantara) setelah kalah dari Ceres di final, kan?
Ya kami main di final Copa lawan Ceres dan kalah (1-2). Tetapi karena mereka (Ceres) adalah juara liga, maka jatah tiket kedua diberikan ke kami. Kami beruntung, tapi bagusnya kami sudah melakukan apa yang manajemen minta ke kami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AFC adalah kompetisi berbeda. Setiap kesalahan akan berefek. Kami tahu ini tak seperti di liga. Jadi kami punya motivasi lebih.
Anda tadi menyebut Liga Champions Asia, bermimpi berkompetisi di sana?
Itu panggung besar. Kami punya kesempatan untuk ke sana. Tapi harus mengalahkan Ceres dulu atau menjadi juara Liga Filipina. Akan menjadi mimpi buat semua pemain di Liga Champions melawan tim dari Jepang, Korea, atau China. Mereka tim besar.
Ini sesuatu yang diinginkan semua pemain. Tentu kami harus melewatu rintangan sulit dulu. Sekarang ini baru bicara tapi semoga kami bisa mencapainya. Itu salah satu tujuan utama kami.
Untuk musim ini, seberapa besar gap kalian dengan Ceres. Apakah bisa selevel dengan mereka?
Kami belum menghadapi mereka musim ini termasuk menggelar laga uji coba. Tapi seperti yang saya bilang. Tim kami sudah berbeda gaya mainnya. Ini bisa berpengaruh saat menghadapi mereka. Saat ini kami masih belajar dari apa yang menjadi keinginan pelatih baru (Oliver Colina). Kami mengganti gaya permainan juga dibanding musim lalu. Ini sulit tapi sedikit demi sedikit kami sudah mulai menemukan pola kami dari apa yang diminta pelatih ke kami.
Ini akan sulit karena tak punya banyak waktu untuk menyesuaikan keinginan pelatih. Tapi semua fokus, dan jika semua melakukan yang semestinya maka kami akan bisa mengatasi ini.
Kiprah Kaya FC di AFC Cup sejauh ini belum terlalu baik. Bisa diceritakan?
Sebagai pemain dan klub tentu kami ingin mendapat hasil yang lebih baik setiap tahunnya dibanding sebelumnya. Misi kami adalah lolos ke babak selanjutnya. Musim lalu kami tak lolos. Tapi tahun ini berbeda, laga berbeda, jadi kami ingin lolos ke babak selanjutnya. Makanya kami ingin menang. Cuma Tuhan yang tahu hasilnya.
Anda punya darah Italia, ya?
Saya lahir dan besar di Italia. Ibu dan bapak saya Filipino. Saya juga punya saudara kembar yang juga bermain sepak bola (Marvin Angeles). Kami main di tim berbeda tapi masih aktif juga saat ini.
Kami mulai main bersama sejak kecil 7 tahun di Venice. Kemudian kami pindah (ke Filipina) ketika berusia 21 tahun. Saat itu ada teman dari keluarga yang menawarkan gabung timnas Filipina. Saat itu (sepak bola filipina) belum sebesar sekarang. Kemudian kami membuat pilihan ini. Kami masih berharap bisa bermain di Italia sebenarnya, tetapi kami juga ingin bermain di level timnas. Ini mimpi buat semua pemain memperkuat timnas asal orang tua kalian. Jadi tak ada yang salah dengan keputusan kami datang ke filipina.
Sampai saat ini kami masih di sini dan saya main buat Kaya FC. Klub bagus dan profesional. Mereka membangun tim ini dari ketiadaan. Mereka membangun fondasinya, kepercaayaan, dan imej klub. Itulah alasan kenapa saya masih di sini. Sebenarnya saya dapat tawaran dari klub-klub lain, tapi saya masih punya kontrak.
Karena saya punya tanggung jawab baik secara pribadi dan secara pemain profesional. Selama saya masih punya kontrak, tim ini bisa dipercaya. Itulah nilai utama dari klub ini.