Kasus PSPS Bikin PSSI Coreng Muka Sendiri

Kasus PSPS Bikin PSSI Coreng Muka Sendiri

Randy Prasatya - Sepakbola
Senin, 16 Mar 2020 17:36 WIB
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman, secara resmi melantik kepengurusan PSSI yang diketuai oleh Mochamad Iriawan yang berlangsung dikantor KONI, Jakarta, Senin (24/2/2020). Kepengurusan PSSI yang baru dilantik ini berlangsung hingga tahun 2023.
PSSI membiarkan PSPS Pekanbaru bisa bermain di Liga 2 2020. (Foto: Grandyos Zafna)

Masalah PSPS ini bikin Riza kesal dengan PSSI. Dia menilai bahwa PSSI telah mencoreng muka sendiri.

Hal itu dia jelaskan karena NDRC adalah pilot project FIFA dan PSSI. NDRC dibentuk pada Juli 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, pertanyaannya itu sekarang ke PSSI. Kenapa sistemnya dibuka dan membolehkan PSPS mendaftarkan pemain dan bahkan membolehkan bermain sampai sekarang? Itu yang mau kita (APPI) bikin laporan ke FIFA dan FIFPRO," Riza menyayangkan.

"Kenapa ini menjadi penting, karena kita punya NDRC masih baru. Itu pilot project FIFA dan PSSI untuk menyelesaikan kasus-kasus sepakbola yang banyaknya luar biasa."

ADVERTISEMENT

"PSSI ini seperti mencoreng muka sendiri. Ini putusan dari badan yang merupakan proyeknya FIFA, pilot project FIFA. Kok, berani-beraninya PSSI sudah melecehkan proyeknya FIFA. Entah apalagi bahasanya yang paling kasar. Masa PSSI tidak melaksanakannya."

"Masih pilot project, loh. Kita termasuk yang pertama ada, pertama menerima banyak kasus, dan memutus. NDRC ini di bawah PSSI. Putusan sudah dibuat, yang menjalankan komisi disiplin dan sebenarnya PT LIB sudah seharusnya mengingatkan kepada PSPS, APPI juga sudah mengingatkan kepada PSSI. Ada suratnya bahwa PSPS sedang dalam hukuman."

Liga 2 2020 sejatinya tidak dapat rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Namun, kompetisi itu tetap saja digelar dengan dihadiri oleh Ketua Umum PSSI Muchamad Iriawan, Direktu Utama PT LIB Cucu Somantir, dan Menpora Zainudin Amali.

Rekomendasi karena ada lima klub yang belum menuntaskan kewajiban. Selain PSPS ada Kalteng Putra, Mitra Kukar, Perserang, dan PSMS Medan.

"Makanya waktu di BOPI itu kami jelas menolak. Di situ ada juga (kasus) Perserang, Kalteng Putra," Riza menegaskan.


(ran/cas)

Hide Ads