Masalah subsidi yang tertahan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga dialami klub-klub Liga 2 2020. Bahkan mayoritas klub belum mendapat subsidi sama sekali.
PT LIB menjanjikan kenaikan nilai subsidi untuk klub Liga 2 musim 2020 sebesar 10-15 persen dibanding musim 2019. Adapun nilai subsidi musim sebelumnya berada di kisaran Rp 1 miliar.
Dana subsidi tak diberikan langsung secara penuh, melainkan secara bertahap. Tak pernah dijelaskan metode pembayarannya seperti apa, namun PT LIB kerap menggunakan istilah termin untuk mencicil dana subsidi.
Berkaca ke Shopee Liga 1, pembayaran setiap terminnya dilakukan secara berkala satu bulan sekali. Karena pandemi virus corona, PT LIB baru melunasi subsidi klub-klub Liga 1 untuk termin pertama.
Itu sudah lebih baik jika dibanding klub-klub Liga 2 yang diklaim belum menerima dana subsidi sejak dari termin 1. Pengakuan itu diungkapkan Hendri Zainuddin selaku Wakil Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM).
"Dana subsidi untuk (Liga 2) musim 2020 belum ada yang masuk sama sekali. Kami dapat info baru enam klub yang dapat subsidi," kata Hendri Zainuddin kepada detikSport, Senin (27/4/2020).
Baca juga: Pengamat Sepakbola: PSSI Belum Menjanjikan |
Kondisi ini makin membuat hubungan Sriwijaya dan PT LIB semakin tak harmonis. Apalagi PT LIB juga punya utang subsidi yang belum lunas kepada mereka sejak Liga 1 2017.
Totalnya utang PT LIB kepada Sriwijaya adalah senilai Rp 3,4 miliar. Rincian utang itu berasal dari rating televisi, Elite Pro Academy, dan subsidi klub di Liga 1 2017 serta Liga 2 2018.
Karena tak ada pemasukan, manajemen Laskar Wong Kito pun mengklaim terpaksa menombok untuk membayar gaji pemain dan ofisial. Disebut Hendri, klub sudah menombok dalam tiga bulan terakhir.
"Subsidi musim ini belum ada, apalagi yang 2017. Enggak ada pemasukan dari subsidi musim ini dan sudah tiga bulan ini kami nombok (untuk menggaji pemain)," ungkap Hendri Zainuddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(aff/krs)