Ketua Tim Medis PSSI Syarif Alwi menjelaskan Rapid test jadi standar keselamatan COVID-19 Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020. Ia juga mengungkap alasannya.
Rapid test dikenal punya tingkat akurasi yang rendah dalam mendeteksi virus corona. Sudah ada sejumlah contoh hasil rapid test COVID-19 yang kemudian dianulir setelah seorang pasien melanjutkannya ke swab test.
Asisten pelatih Timnas Indonesia, Gong Oh-kyun, adalah salah satunya. Ia pernah divonis positif virus Corona pada 3 April lalu. Hasil itu kemudian menjadi negatif setelah Gong Oh-kyun menjalani swab test tiga hari kemudian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarif Alwi menyebut bahwa harga adalah pertimbangan utama. Selain swab test lebih mahal, ada banyak juga atlet yang perlu menjalani pemeriksaan saat kompetisi diputar nanti.
"Kalau swab test siapa yang sanggup bayar? Swab test itu paling murah 1,5 juta. Rapid test saja belum tentu klub-klub itu sanggup," kata Syarif Alwi kepada detikSport.
"Bukan masalah rapid test riskan, kami harus lihat dan memastikan bahwa orang yang kami periksa itu kan banyak. Banyak juga kriteria dari orang itu misalnya pemeriksaan fisik, gejala, nah kami kasih rapid test," ujarnya menambahkan.
"Rapid test itu ada alat bantu diagnosa, yang membantu kami menegakkan diagnosa dan itu dilakukan dokternya," katanya lagi.
Dijelaskannya lagi, sampai saat ini masih belum ada keputusan siapa yang akan menanggung biaya rapid test. Apakah itu PSSI atau klub masing-masing yang akan mengeluarkan biaya rapid test untuk para pemainnya.
Tim dokter PSSI masih akan terus berdiskusi tentang hal ini. Ia dan timnya juga masih dikejar waktu untuk merampungkan lima pedoman standar keselamatan COVID-19 di Shopee Liga 1 dan Liga 2.
"Soal biaya, itu sedang kami pikirkan karena banyak masukkan bagaimana caranya rapid test dengan harga murah. Kami berusaha jangan sampai ada bantuan bantuan untuk mensubsidi," tutur pria yang biasa disapa Papi itu.
"Kami selalu berpikir positif bagaimana caranya harus bisa memutar kompetisi. Kalau tidak, bisa ketinggalan dengan Vietnam. Tapi tetap mengutamakan kesehatan di atas segala-galanya," ucapnya.
(krs/cas)