Bisa dibilang, era Liga 1 adalah momen kebangkitan Persebaya dari keterpurukan. Malang bagi mereka, kompetisi dihentikan lantaran merebaknya pandemi virus Corona. Klub yang bermarkas di Stadion Gelora Bung Tomo inipun baru tampil dua kali.
"Sekarang ini kalau ditanya Persebaya mau ngapain, kami cuma bisa bilang plan A, plan B, plan C sampai Z. Kalau situasi pandemi di bulan 'ini' seperti apa. Bukan hanya sepakbola tapi semua kehidupan bahwa musuh bersama adalah ketidakpastian, situasi sekarang ini tidak pasti," kata Presiden Persebaya, Azrul Ananda, dikutip dari podcast GreenxNord 27.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Corona ini bikin semua tekan tombol reset, harus memikirkan yang lebih besar dari sepakbola. Kami ngomong, nanti sore ada keputusan (pemerintah) apa. Ini situasi yang dibenci pengusaha, intinya kami menunggu," ujarnya menambahkan.
"Jadi mohon maaf saya tak bisa bilang 93 tahun ini mau ngapain, karena memang ada banyak hal yang lebih penting dari itu," katanya lagi.
Ulang tahun ke-93 ini sudah diantisipasi Persebaya sejak jauh-jauh hari. Salah satunya merilis jersey dengan tema 'Golden Age' sebagai penanda sejarah panjang klub.
Namun karena pandemi ini, Azrul mengingatkan kepada Bonek untuk tak merayakannya secara berlebihan. Disebutnya, Persebaya dan sepakbola bukan kebutuhan utama saat ini.
"Saya mau suporter Persebaya yang paling banyak sehat, bukan hanya secara fisik saja ya. Karena sudah ada banyak yang kehilangan pekerjaan, tega nggak Persebaya meminta anda membeli tiket dengan kondisi ini?" ucapnya.
"Sepakbola ini masih tersier, banyak orang kehilangan pekerjaan yang akan meninggalkan masalah sosial ketimbang sepakbola. Kalau anda sehat, anda bisa mendukung Persebaya lagi," tuturnya.
(cas/adp)