Drama PSSI-Shin Tae-yong Happy Ending...

Round Up

Drama PSSI-Shin Tae-yong Happy Ending...

Muhammad Robbani - Sepakbola
Sabtu, 27 Jun 2020 13:05 WIB
shin tae-yong mochamad iriawan pssi timnas indonesia
Drama PSSI-Shin Tae-yong happy ending.. (Foto: Dok. PSSI)
Jakarta -

PSSI dan Shin Tae-yong telah bersepakat untuk mengakhiri konflik. Pelatih asal Korea Selatan pun dipastikan akan tetap menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Shin sempat buka-bukaan soal PSSI di media Korea Selatan. Pelatih 49 tahun itu merasa komitmen PSSI sudah tak sama seperti pada masa-masa awalnya melatih Timnas Indonesia.

Salah satu indikasinya adalah keengganan PSSI untuk menggelar pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 di Korsel. PSSI pun menyarankan Shin untuk segera datang dan memulai pemusatan latihan Timnas Indonesia di Tanah Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya PSSI memang sempat menjanjikan pemusatan latihan di luar negeri seperti Jerman hingga Korea. Apalagi pemerintah juga siap memberikan bantuan finansial demi kepentingan Timnas Indonesia.

"Sejak pertengahan bulan lalu, kami menggelar latihan online bersama dengan lebih dari 40 pemain Timnas Indonesia U-19. Program kerja sudah disusun sampai Mei 2021, salah satunya pemusatan latihan di Jerman pada April," kata Shin dalam wawancara eksklusifnya dengan News Join.

ADVERTISEMENT

"Sayang (gagal digelar) karena pandemi COVID-19 merebak. Sekarang saya ingin menggelar latihan di Korea saja. Timnas Korsel bisa berbuat banyak di Piala Dunia 2002 karena persiapan dengan menghadapi tim-tim kuat," ujarnya lagi.

Bukannya tak mau latihan di Indonesia, Shin khawatir dengan parahnya kondisi virus Corona di dalam negeri. Ia menilai berlatih di Korea lebih masuk akal karena penyebaran corona di Negeri Ginseng memang relatif lebih terkendali.

PSSI kemudian bereaksi dengan membentuk Satuan Tugas Timnas Indonesia. Alasannya demi memudahkan pemantauan Timnas Indonesia berbagai kelompok usia yang sudah ditunggu banyak agenda.

Sementara itu, berbagai kalangan menilai pembentukan Satgas hanya akal-akalan PSSI saja untuk menjatuhkan Shin. Hal itu kemudian seolah terbukti kala Ketua Satgas Timnas Indonesia Syarif Bastaman mengultimatum Shin dengan pemecatan andai menolak datang ke Indonesia.

Syarif bukannya tanpa cacat, perannya di Satgas Timnas Indonesia diduga melanggar statuta PSSI. Itu terkait statusnya sebagai mantan Komite Pemilihan (KP) menjelang Kongres PSSI 2019. Ia kemudian berkilah telah mundur dari KP.

Shin kemudian makin tersudut setelah keluarnya pernyataan Direktur Teknik Indra Sjafri yang menyerang balik pelatih asal Korea Selatan lewat laman resmi PSSI. Intinya Indra Sjafri menyebut semua klaim Shin mengenai dirinya yang pulang duluan dari TC di Chiangmai, Thailand, adalah bohong.

Lawan Shin Tae-yong pun bertambah setelah Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) Yeyen Tumena juga memanaskan situasi dengan melancarkan kritik ke Shin Tae-yong. Belakangan anggota Komite Eksekutif APSSI Rahmad Darmawan menolak ucapan Yeyen Tumena sebagai representasi dari asosiasi pelatih.

Terkait latihan di Indonesia, PSSI dan Satgas kompak menjelaskan alasan kenapa pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 tak perlu digelar di Korea. Alasannya masuk akal, tim masih dalam proses seleksi dengan jumlah 44 pemain.

Tapi simpati publik sepakbola Indonesia cenderung mendukung Shin dan mengcecam PSSI. Dukungan deras mengalir buat Shin, salah satunya lewat polling detikSport di Twitter.

PSSI pun mulai melunak dengan mengundang Shin datang ke Indonesia. Lewat surat resmi, PSSI meminta Shin tiba pada 29 Juni.

"Kedatangannya (Shin) itu untuk diskusi mengenai program selanjutnya bagaimana. Secara teknis kami harus menyusun kerangka tim, setelah itu menyusun pelatihan dalam rangka seleksi pemain karena sekarang masih terlalu gemuk," tutur Syarif Bastaman.

"Jadi kalau dia ngotot ke Korea, (pemain) yang mau dilatih siapa? Kan harus dirampingkan, dipilih yang terbaik. Maka itu harus ada sesi 1-2 minggu untuk melihat dan menyeleksi," ucapnya.

Tak berhenti di sana Mochamad Iriawan pun turun tangan. Ia bicara dari hati ke hati dengan eks pemain dan pelatih Seongnam Ilhwa Chunma secara virtual, Jumat (26/6/2020), malam.

Hasilnya positif, kedua pihak sepakat mengakhiri polemik. Disebut Iriawan, polemik terjadi karena masalah komunikasi lantaran pandemi virus Corona.

"Inti pertemuan tersebut, pertama, memang ada komunikasi yang tersumbat antara PSSI dengan Shin Tae Yong karena ada COVID-19 sehingga tak lancar," kata Iriawan dalam jumpa persnya.

"Tapi sudah disepakati apa yang menjadi polemik, beliau sudah lupakan, beliau ingin membantu sepakbola khususnya timnas. Pada saat beliau datang memang banyak yang didiskusikan dengan saya termasuk roadmap-nya," ujarnya menambahkan.

"Kami tak tahu tiba-tiba ada COVID-19, jadi pasti ada perubahan roadmap. Tapi beliau tetap komitmen melatih timnas, baik U-19, U-23, maupun senior kita karena awalnya demikian," katanya lagi.

Dijelaskan Iriawan lagi, PSSI meminta kepada eks pelatih Timnas Korsel di Piala Dunia 2018 itu untuk membuat roadmap baru. Program baru itu akan didiskusikan saat sang pelatih tiba.

"Kami berbicara secara kekeluargaan. Kami, Shin berusia 52 tahun, saya 58 tahun, berarti kamu adik saya," ucap pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.

"Satu-dua hari nanti kami diskusikan lagi, untuk itu yang bersangkutan diharapkan bisa segera kembali pada awal Juli," katanya.


Hide Ads