Rully Nere Ungkap Kehebatan Ricky Yacobi

Rully Nere Ungkap Kehebatan Ricky Yacobi

Muhammad Robbani - Sepakbola
Sabtu, 21 Nov 2020 20:07 WIB
Ricky Yacobi
Rully Nere berkisah terkait masa-masa bersama Ricky Yacobi. (Foto: Dokumentasi Rully Nere)
Jakarta -

Meninggalnya Ricky Yacobi pada, Sabtu (21/11/2020), menjadi kabar duka buat Rully Nere. Keduanya pernah bahu-membahu membela Timnas Indonesia era 1980-an.

Membela Timnas Indonesia Pra-Olimpiade 1984 menjadi awal kebersamaan Rully Nere dan Ricky. Usia keduanya terpaut cukup jauh sebagaimana yang diingat Rully Nere.

Dengan kondisi itu, Ricky pun menjadi salah satu pemain muda di era Rully Nere membela Timnas Indonesia. Tapi usia muda tak membuat Ricky Yacobi diremehkan, ia justru sosok yang dihormati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan alasan itu, maka tak aneh ketika Ricky ditunjuk menjadi kapten Timnas Indonesia di SEA Games 1987. Indonesia bertindak menjadi tuan rumah. Di ajang ini pula Ricky berhasil mengantar Indonesia meraih medali emas cabang sepakbola.

"Saya sama Ricky bermain bersama di tim Liga Selection yang sedang persiapan ke Thailand untuk main di King's Cup tahun 1986. Saat itu Ricky dia sudah menjadi kapten," kata Rully Nere kepada detikSport.

ADVERTISEMENT

"Sebelum itu kami juga sudah pernah main bareng tahun 1983 di tim Pra-Olimpiade. Tahun 1987 juga main sama dia dan juara SEA Games. Lanjut ke tahun 1989 di tim Pra-Piala Dunia juga. Saat itu kami try-out ke Jerman dan Belanda," ujarnya menambahkan.

Rully Nere yang merupakan pengorbit bakat Boaz Solossa di tim PON Papua 2004 itu juga menilai Ricky sebagai sosok yang fleksibel. Bisa santai dalam kehidupan sehar-hari, lalu menjadi serius ketika memperjuangkan nasib rekan-rekannya.

Ricky kerap pasang badan kala pemain lain mengeluhkan ada sesuatu yang tak adil di dalam tim. Rekan-rekannya melihat hal itu sebagai bukti jiwa kepemimpinan yang dimiliki Ricky.

"Jadi, sosok dia itu humoris, suka bercanda, sama orang kalau ngomong di depan, nggak di belakang. Kalau bicara sesuatu dia pasti ikut karena dia punya jiwa pemimpin," tutur Rully Nere.

"Dia cocok jadi kapten, kalau ada apa-apa dia pasti bertanya ke kami. Anak-anak kalau bilang ada kurang apa dia langsung bergerak. Misalnya kita kurang uang saku dia langsung ngomong," ucapnya.

"Waktu itu dia pertama kali menjadi kapten tahun 1987 menggantikan Herry Kiswanto terus. Saya lebih tua dan lebih senior tapi dipimpin sama mereka," katanya mengenang.

Ricky tak selalu terpilih masuk ke Timnas Indonesia. Di era yang sama, Timnas Indonesia juga punya sosok striker tajam lainnya dalam diri Bambang Nurdiansyah.

Rully Nere ingat betul Ricky Yacobi kadang tak dipanggil ke Timnas Indonesia karena tim pelatih lebih memilih Bambang Nurdiansyah. Kadang juga terjadi hal sebaliknya dalam kejuaraan tertentu dimana Ricky dipanggil, tapi Bambang Nurdiansyah terlupakan.

"Saya ikut Pra-Piala Dunia tiga kali untuk edisi 1982, 1986, dan 1990. Tahun 1985 (Pra-Piala Dunia 1986) Ricky nggak ada, adanya Bambang Nurdiansyah. Bambang dipanggil dari Arseto, Ricky waktu itu lebih muda," ucap Rully Nere.




(ran/krs)

Hide Ads