Pelajar SMPN 3 Sleman Aufa Gusta Maulana jadi penyerang terbaik TC Gala Siswa Indonesia (GSI) 2020. Ia menyumbang dua gol pada final di Bandung.
Aufa Gusta Maulana, atau yang akrab disapa Tama, melalui proses panjang sedari seleksi. Pada final di Lapangan Sabilulungan, Bandung, ia membukukan dua gol.
"Tama ini merupakan atlet GSI tahun kemarin, dari tim sepakbola GSI Sleman yang mewakili DIY. Kala itu kalah pada perempatfinal dengan adu penalti 6-7 dari Nusa Tenggara Timur," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sleman Agung Armawanta dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses seleksi Gala Siswa untuk tahun 2020 berbentuk daring karena pandemi COVID-19. Penilaian skill pemain dilakukan dengan memantau video rekaman yang telah dikirim.
Proses penilaian melibatkan tim independen yang berasal dari Askab PSSI Sleman dan dikoordinasi Dispora. Penilaian ini diklaim telah melalui tahapan yang transparan, tersistem, serta dipantau ketat.
"Jadi GSI tahun 2020 berbeda karena tidak mengadu antar tim, tetapi mengajukan skill bermain bola yang direkam video. Setelah terseleksi secara nasional dari video yang terpilih, kemudian dipanggil dan dilakukan pengujian bermain secara fisik dalam bentuk tim-tim yang saling dipertandingkan," jelasnya.
Selain itu, tim Sleman juga melakukan uji langsung secara fisik di lapangan Tridadi. Setelah terbentuk, tim dan cadangan kembali melakukan perekaman video untuk selanjutnya dikirim ke provinsi dan dilanjutkan ke tingkat nasional.
Seleksi di tingkat kecamatan meloloskan 174 pemain, yang kemudian dikerucutkan jadi 18 pemain untuk dikirimkan ke tingkat provinsi.
"Di tingkat provinsi, yang lolos nasional hanya 1 dari Sleman, dari 5 kuota yang diambil, dan Tama yang akhirnya terpilih sebagai pemain penyerang terbaik," ungkap Agung.
Untuk diketahui, Gala Siswa merupakan program kolaborasi rutih antara Kemendikbud dan PSSI. Berbeda dari penyelenggaraan tahun sebelumnya, proses seleksi gelaran GSI tahun ini dilakukan secara virtual atau daring karena pandemi COVID-19.
Proses seleksi di tingkat provinsi melibatkan pelatih, guru-guru olahraga, dan Asprov PSSI, hingga kemudian mendapatkan 150 anak dari perwakilan 34 provinsi dan dibagi menjadi beberapa tim. 150 anak ini kemudian diseleksi lagi menjadi 30 nama untuk masuk bank data PSSI, sebagai bahan pembentukan timnas U-16.
(raw/krs)