Piala Menpora dan Keraguan dari Indonesia Police Watch

Piala Menpora dan Keraguan dari Indonesia Police Watch

Muhammad Robbani - Sepakbola
Rabu, 10 Mar 2021 18:30 WIB
Drawing Piala Menpora
Piala Menpora dan Keraguan dari Indonesia Police Watch (Muhammad Robbani/detikSport)
Jakarta -

Pelatih, Pemain, dan Suporter menyatakan dukungan penyelenggaraan turnamen Piala Menpora 2021 di tengah munculnya keraguan Indonesia Police Watch (IPW).

IPW melalui Ketua Presidium Neta S Pane, meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk mencabut izin penyelenggaraan Piala Menpora. Alasannya, angka penularan COVID-19 di Indonesia masih tinggi.

Total ada sembilan alasan kenapa Neta S Pane tak setuju dengan penyelenggaraan Piala Menpora. Beberapa di antaranya soal tunggakan gaji PSM Makassar ke pemain hingga masalah Persipura Jayapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) Yeyen Tumena memberikan respons. Soal kekhawatiran penyebaran virus corona, Yeyen menilai penyelenggaraan turnamen ini bakal menerapkan protokol kesehatan ketat.

"Piala Menpora tetap sesuai dengan jadwal dan akan berlangsung dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Jadi abaikan saja mereka yang tidak menginginkan sepak bola Indonesia maju," kata Yeyen dalam rilis PSSI.

ADVERTISEMENT

"Bagi kami, sepakbola jauh lebih dari itu. Sepakbola adalah kehidupan dan harapan. Pandemi COVID-19 terlalu lama merusak kehidupan insan sepakbola Indonesia. Namun, riak kehidupan dan harapan itu muncul lagi lewat Piala Menpora," ujarnya lagi.

Pemain sayap Persib Bandung, Frets Butuan juga angkat bicara. Sebagai pemain, ia gembira bakal bisa bermain lagi dengan bakal digelarnya Piala Menpora.

"Bagus ada pramusim, karena sebelum Liga 1 bergulir kami sudah pemanasan dulu dengan turnamen. Jadi sebelum kompetisi bergulir kami lebih siap," tutur Frets.

Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro juga angkat bicara. Menurutnya, Piala Menpora akan lebih bermanfaat ketimbang potensi kekhawatiran IPW.

Prokes ketat dalam dua laga uji coba Timnas Indonesia dianggap berjalan sukses. Tak ada suporter yang datang, sesuai ketentuan PSSI selama penyelenggaraan sepakbola di masa pandemi COVID-19.

"Sudah terbukti dengan saat uji coba timnas, suporter kita sudah dewasa, tinggal bagaimana sosialisasi protokol kesehatan maka suporter akan berusaha menjalankannya," ujar Indro. Banyaknya

"Negara-negara yang telah menyelenggarakan kompetisi juga telah membuktikan sepak bola tidak menyebabkan klaster baru COVID-19," katanya.


Humas suporter Arema FC, Achmad Ghozali malah menuntut IPW untuk memberikan solusi. Bukan menebar ketakutan.

"Sepakbola itu menghidupi banyak orang. Kami ingin membuktikan bahwa aktivitas sepakbola bisa berjalan dengan tetap mematuhi aturan prokes. Jika IPW hanya sekadar mengancam dan menakut nakuti tanpa solusi, maka kami meminta agar hal seperti ini ditertibkan dan diamankan," ujar Achmad Ghozali.

"Sebab itu justru menimbulkan keresahan dan kegaduhan. Padahal semua pihak yang terlibat di sepakbola sudah siap beradaptasi dengan protokol kesehatan. Kami minta IPW jangan memprovokasi, apalagi tujuannya hanya untuk mematikan sepakbola," ucapnya.

9 Alasan Neta S Pane menolak Piala Menpora 2021:

1. Pertandingan itu semula direncanakan berlabel Piala Presiden tapi pihak Istana menolak. Lalu direncanakan lagi sebagai Piala Kapolri dan juga ditolak. Akhirnya diberi nama Piala Menpora.

2. klub legendaris Persipura mundur dari Piala Menpora karena PT LIB dianggap Persipura tidak profesional dan tidak jujur serta mendiskriminasi klub asal Papua tersebut.

3. Ada sebanyak 17 pemain PSM belum dibayar gajinya untuk musim 2020 lalu dan bagaimana mereka bisa bermain tanpa digaji.

4. Ada 6 klub lain di Liga 1 yang juga sebagian pemainnya belum dibayar gajinya di musim 2020 lalu.

5. Menpora tidak transparan mengenai biaya turnamen dan jika menggunakan uang negara harus diaudit BPK dan turnamen ini harus dipelototi KPK agar tidak terjadi korupsi, mengingat dana bansos saja dikorupsi.

6. Dipastikan 70 persen klub yang ikut Piala Menpora, pemainnya dibayar secara tarkam (jauh di bawah gaji pemain profesional).

7. Patut dicurigai pemain asing di Piala Menpora belum mendapatkan KITAS dan jika ini terjadi itu merupakan pelanggaran hukum.

8. Dipastikan tidak satu pun pemain Piala Menpora diasuransikan.

9. Patut diduga para pemain Piala Menpora tidak bisa membayar pajak penghasilan (PPh) karena penghasilannya setara Tarkam.

(aff/cas)

Hide Ads